Cara Lenovo Jaga Keamanan Siber Pengguna: Harus Dibikin Gampang
Keamanan siber jadi topik yang ramai dibicarakan, terutama setelah terjadi sejumlah kasus kebocoran data. Bagi Lenovo, edukasi soal keamanan siber seharusnya dibuat segampang mungkin agar bisa efektif.
Regional Managing Director Lenovo Greater Asia Pacific Matt Codrington mengatakan saat ini sebagian besar serangan siber di Indonesia berasal dari perangkat endpoint. Karena itu edukasi keamanan siber harus difokuskan kepada pengguna.
"Jadi untuk keamanan siber, pemahaman saya di Indonesia sekitar 80% dari serangan keamanan siber datang dari perangkat endpoint," kata Codrington dalam wawancara dengan detikINET di Jakarta, Kamis (31/8/2023).
Codrington menjelaskan dari segi produk Lenovo sudah menyediakan sederet fitur dan solusi untuk meningkatkan keamanan siber di perangkat pengguna.
Mulai dari perlindungan biometrik seperti sidik jari dan pengenalan wajah yang mudah dipahami pengguna, sampai yang lebih rumit seperti enkripsi data, perlindungan BitLocker, dan fitur bawaan software lainnya.
Bagi konsumen enterprise, Codrington menyarankan perusahaan untuk menjelaskan pentingnya keamanan siber kepada karyawannya, terutama untuk menjaga kerahasiaan data perusahaan.
Meski fitur dan solusi keamanan ini sudah tersedia, Codrington mengatakan efektivitasnya tergantung pada pengguna apakah mereka bisa memanfaatkannya atau tidak. Karena itu, sistem perlindungan siber ini harus dibuat semudah mungkin agar mudah dipahami.
"Kami memiliki sejumlah mekanisme bagi end user untuk melindungi dirinya tanpa harus memahami teknologinya, ya kan?" kata Codrington.
"Kita harus membuatnya sesederhana mungkin agar mereka bisa menggunakan teknologi ini agar bisa jadi efektif," pungkasnya.
Simak Video "Spesifikasi Menggoda dari Lenovo Yoga Book 9i "
[Gambas:Video 20detik]
(vmp/fay)
