• Home
  • Berita
  • Cak Imin, Gibran & Mahfud Bahas Iklim hingga Kiamat di Debat Cawapres

Cak Imin, Gibran & Mahfud Bahas Iklim hingga Kiamat di Debat Cawapres

Redaksi
Jan 22, 2024
Cak Imin, Gibran & Mahfud Bahas Iklim hingga Kiamat di Debat Cawapres
Daftar Isi
  • Cak Imin
  • Gibran
  • Mahfud
Jakarta -

Debat Cawapres 2024 kedua digelar pada Minggu malam (21/1/2024). Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Gibran Rakabumi Raka dan Makfud MD saling lempar gagasan, mulai dari solusi perubahan iklim, energi terbarukan hingga kiamat kian dekat.

Debat Cawapres 2024 berlangsung di Jakarta Covention Center (JCC), Jakarta. Tema yang diusung mengenai pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat ada dan desa yang menjadi tema debat kali ini.

Berikut beberapa gagasan yang disampaikan ketiga kandidat:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cak Imin

Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, dalam pidato awalnya menyinggung mengenai krisis iklim. Ia menyebut bahwa krisis iklim telah terjadi di mana-mana dan harus diantisipasi.

"Krisis iklim terjadi dan kita menyaksikan bencana ekologi terjadi di mana-mana, negara harus serius mengatasinya, tidak hanya mengandalkan proyek giant sea wall yang tidak mengatasi masalahnya, kita harus sadar bahwa krisis iklim kenyataan, krisis iklim harus dimulai dengan etika," ujar pria yang kerap disapa Cak Imin ini.

Menurutnya sebagai solusi, mengatasi krisis iklim harus dimulai dengan mengedepankan etika. "Etika lingkungan intinya adalah keseimbangan antara manusia dan alam, tidak menang-menangan, seimbang manusia dan alam. Akan tetapi kita menyaksikan bahwa kita tidak seimbang dalam melaksanakan pembangunan kita," tambahnya.

Saat ini, lanjutnya, krisis iklim tidak diatasi dengan serius, di mana anggaran untuk mengatasi krisis iklim jauh di bawah anggaran di sektor lainnya. Ia mengharapkan bahwa pembangunan nasional harus berpihak pada keadilan iklim dan keadilan ekologi.

Cak Imin turut mengkritisi pemerintah yang tidak serius dalam melakukan transisi energi baru dan terbarukan. Dia mengatakan bahwa pajak karbon memang menjadi masalah, tapi bukan satu-satunya yang harus diperhatikan.

Cak Imin Foto: Pradita Utama

"Memang pajak karbon ini salah satu, bukan satu-satunya, yang paling penting adalah dipersiapkan transisi energi baru dan terbarukan. Sayangnya, komitmen pemerintah hari ini tidak serius," ungkap pria kelahiran Jombang ini.

"Target energi baru dan terbarukan yang mestinya kita punya target 2025 berkurang dari 23% menjadi 17%. Penundaan implementasi pajak karbon dilakukan pemerintah hari ini. Dari tahun 2002 diundur jadi tahun 2025. Apanya yang mau dilanjutkan? Karena itu, secara tegas, harus dilakukan. Implementasi pajak karbon dilakukan secepat-cepatnya sekaligus transisi energi baru terbarukan di jalankan," sambungnya.

Cak Imin pun sempat menyinggung soal kiamat makin dekat. Pemicunya bencana ekologis dan krisis lingkungan terjadi di mana-mana.

"Bahwa kita saksikan hari ini 9 tahun terakhir ini kerusakan iklim, lingkungan hidup yang mengkhawatirkan bencana ekologis, banjir, longsor, dan berbagai keadaan sulit lainnya, sulit terjadi ini bukan main-main, serius. Kalau boleh jujur kiamat makin dekat, ini kok dianggap biasa-biasa saja," tuturnya.

Tak lupa dia mengajak kandidat lainnya untuk melakukan 'tobat ekologis' demi masa depan lebih baik.

"Saya hanya ingatkan Pak Prabowo, Pak Gibran, Pak Mahfud, Pak Ganjar, saya, Mas Anies, dan siapa pun untuk sama-sama tobat ekologis, memperbaiki ke depan menjadi lebih baik lagi," ujar Cak Imin.

Gibran

Gibran Rakabumi Raka, sempat mencuri perhatian netizen gegara mengenakan jaket ala Naruto dalam Debat Cawapres. kandidat Cawapres nomor urut 2 ini sempat membahas pajak karbon dan cadangan nikel yang dimiliki Indonesia.

Gibran sempat mendapat pertanyaan terkait pajak karbon.

Isu ini sebenarnya sudah sempat disinggung Gibran sebelumnya di Debat Cawapres kedua mengenai Carbon Capture and Storage (CCS). Gibran menjelaskan, jika berbicara mengenai pembangunan rendah karbon, maka pasti harus menyingung pajak karbon dan CCS.

"Agenda ke depan kita harus mendorong transisi menuju energi hijau. Kita dorong terus energi hijau berbahan baku nabati, tidak boleh lagi ketergantungan energi fosil," ucap Gibran.

Isu ini sebenarnya sudah sempat disinggung Gibran sebelumnya di Debat Cawapres kedua mengenai Carbon Capture and Storage (CCS). Gibran menjelaskan, jika berbicara mengenai pembangunan rendah karbon, maka pasti harus menyingung pajak karbon dan CCS.

"Agenda ke depan kita harus mendorong transisi menuju energi hijau. Kita dorong terus energi hijau berbahan baku nabati, tidak boleh lagi ketergantungan energi fosil," sebut Gibran.

"Potensi energi baru terbarukan luar biasa sekali, ada energi surya, angin, air, bioenergi, panas Bumi. Dan kita potensi yang besar sekali, 3.686 GW," tambahnya.

Gibran Rakabumi Raka. Foto: Pradita Utama

Terkait Nikel,Gibran mengatakan Indonesia menjadi negara yang memiliki cadangan terbesar di dunia. Nikel adalah salah satu bahan baku pembuatan baterai lithium ion yang dipadukan dengan kobalt dan mangan. Baterai ini umum dipakai untuk HP, motor dan mobil listrik.

"Indonesia negara besar, kita harus bersyukur Indonesia punya sumber daya sangat kaya di antaranya kita punya cadangan nikel terbesar di dunia, timah terbesar nomor dua, oleh karena itu program hilirisasi harus dilanjutkan dan diperluas cakupannya," ujar Gibran

Gibran menekankan bahwa tidak hanya hilirisasi tambang saja, tapi perlu juga hilirisasi pertanian, sektor maritim dan hilirisasi digital. Gibran mengatakan sudah saatnya Indonesia tidak mengirim barang mentah.

Lebih lanjut, perlu dilakukan upaya mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil untuk mendorong transisi energi hijau. Gibran menyebut bioavtur, biodiesel, dan bioetanol adalah hal yang patut dijadikan alternatif pilihan. Ini pun sudah dilakukan pada B35 dan B40. B40 berarti kadar biodiesel sebanyak 40% dan kadar solar sebanyak 60%.

"Potensi energi baru terbarukan kita juga luar biasa bisa mencakup 3.686 GW yang meliputi energi surya, angin, air bioenergi dan panas bumi," lanjutnya.

Karena itu, kerjasama pentahelix harus didorong. Jika agenda hilirisasi, pemerataan pembangunan, transisi menuju energi hijau, ekonomi kreatif, serta UMKM, bisa kita kawal dengan baik, Gibran menyebut ada peluang 19 juta lapangan pekerjaan untuk generasi muda dan kaum perempuan.

"5 juta di antaranya green jobs, peluang kerja di bidang kelestarian lingkungan. Green jobs adalah peluang kerja masa kini dan masa depan," tandas pria kelahiran Surakarta ini.

Mahfud

Cawapres nomor urut 3,Mahfud MD, mengungkapkan ada tiga hal yang menentukan Indonesia di masa depan. Tiga hal yang dimaksud adalah Tuhan, Manusia dan Alam.

Mahfud juga mengungkapkan bahwa sumber daya alam yang dimiliki Indonesia terbilang besar, tetapi hal tersebut belum dimanfaatkan dengan baik.

"Sumber daya alam Indonesia sangat kaya tapi pangan belum berdaulat, petani semakin sedikit, lahan pertanian semakin sedikit, tapi subsidi makin besar, pasti ada yang salah. Pasti ada yang salah," tuturnya.

Mahfud mengatakan ada dua kunci dalam hal sumber daya alam tersebut, yaitu komitmen dan keberanian. Hal ini terjadi saat ia masih menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi.

"Sumber daya alam untuk dapat memihak rakyat ada empat tolak ukurnya, yaitu pemanfaatan, pemerataan, partisipasi masyarakat, dan penghormatan hak-hak yang diwariskan leluhur kita," tuturnya,

Mahfud MD. Foto: Pradita Utama

Kami gunakan empat tolak ukur itu, tapi saya tidak melihat pemerintah melakukan langkah-langkah apa yang diperlukan untuk menjaga kelestarian alam kita," sambungnya.

Mahfud menyoroti program food estate yang dinilainya gagal dan merusak lingkungan. Selain itu dia menyinggung persoalan eforestasi yang terjadi di Indonesia terbilang sangat besar. Bahkan, ia menyebutkan luas hilangnya hutan di Indonesia bisa mencapai luasnya negara Korea Selatan dalam sepuluh tahun terkahir.

"Itu jauh lebih luas dari Korea Selatan dan 23 kali luasnya Pulau Madura, tempat saya tinggal. Ini deforestasi dalam waktu 10 tahun," ujar Mahfud

Sebagai informasi, deforestasi adalah peristiwa hilangnya tutupan lahan hutan yang berubah menjadi tutupan lain, seperti perkebunan dan lainnya. Akibat deforestasi ini terjadi bencana alam, baik itu banjir hingga tanah longsor.

Terkait sanksi dengan pencabut izin usaha pertambahan (IUP) dari perusahaan yang melakukan deforestasi itu terbilang tidak mudah. Sebab, Mahfud menyebutkan ada mafianya

"Cabut saja IUP-nya. Ya, itu masalahnya, mencabut IUP itu banyak mafianya. Banyak mafianya," tegas Mahfud.

"Saya sudah kirim tim ke lapangan, ditolak. (Padahal) sudah keputusan Mahkamah Agung. Itu begitu. Bahkan, KPK mengatakan, untuk pertambangan di Indonesia banyak sekali yang ilegal dan itu dibeking oleh aparat dan pejabat," pungkas dia.



Simak Video "Debat Cawapres Diprediksi Jadi Ajang Adu Ide dan Solusi Ekonomi"
[Gambas:Video 20detik]
(afr/afr)
back to top