Cerita Samsung Members Ikutan Galaxy Unpacked Tanpa Uang Sepeserpun

Galaxy Unpacked 2024 di San Jose pada 17 Januari lalu tidak hanya dihadiri jurnalis dan partner Samsung. Hajatan peluncuran Galaxy S24 series itu turut didatangi Samsung Members dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Samsung Members merupakan komunitas pengguna setia perangkat Samsung. Mereka yang terpilih diboyong raksasa teknologi Korsel itu ke Negeri Paman Sam tanpa uang sepeserpun alias gratis untuk jadi saksi kelahiran Galaxy S24, Galaxy S24 Plus dan Galaxy S24 Ultra.
Ada dua wakil dari Indonesia, yakni Kristanto Nugroho dan Joe Octavianus. Bagaimana cerita keduanya bisa berhasil beruntung menghadiri Galaxy Unpacked di San Jose?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kristanto menjelaskan di Samsung Members selalu mengadakan Samsung Members Star setiap tahun. Samsung menyeleksi anggota guna mendapatkan 10-15 orang, kemudian disaring lagi hingga mendapatkan orang yang berkesempatan menghadiri Galaxy Unpacked.
"Biasanya ada 2-3 orang yang akan diberangkatkan ke Global Unpacked," ujarnya saat ditemui detikINET usai prosesi Galaxy Unpacked di SAP Center, San Jose, AS.
Dalam proses seleksi ada banyak penilaian yang dilakukan Samsung. Pertama keaktifan anggota di Samsung Member. Kedua, setiap peserta diminta mengajukan rencana konten yang bakal dibuat bilamana terpilih berangkat ke Galaxy Unpacked.
"Setelah mengisi form, kami dikasih persyaratannya termasuk konten apa yang kami siapin selama ada di sini," kata Joe.
Terakhir kesiapan administrasi. Kendati semua biaya ditanggung oleh Samsung, peserta yang terpilih harus memenuhi syarat administrasi, salah satunya paspor.
Kendati proses seleksi terlihat mudah, nyatanya Kris baru kali ini berhasil mengikuti Galaxy Unpacked. Dia mengaku telah beberapa kali mengikuti seleksi tapi saya keberuntungan belum berpihak kepadanya.
"Saya ikut seleksi sudah beberapa kali, dari tahun 2018 atau 2019. Cuma sebelumnya itu tidak lolos. Ada yang sampai 10 besar saja. Alhamdulillah di tahun ini bisa lolos, jadi kayak dreams come true," ungkap Kris sumringah.
Lain cerita dengan Joe, Galaxy Unpacked di San Jose merupakan kali keduanya. Sebelumnya dia mengikuti Galaxy Unpacked di Korea Selatan pertengahan 2023. Pun begitu pengalaman Galaxy Unpacked 2024 dinilainya lebih berkesan.
"Seneng banget, saya bisa ikutin unpacked yang beneran global unpacked gitu. Bisa di Amerika langsung, jadi itu kesempatan yang luar biasa," ujar pria 32 tahun itu semangat.
Senada dengan Joe, Kris pun mengungkap rasa terkesimanya mengikuti Galaxy Unpacked. Karena selama ini hanya bisa menonton di YouTube.
"Seneng banget ya, jujur. Kan saya udah lama juga jadi pengguna Samsung, dari zaman Note 2. Pertama kali pake Android langsung ke Samsung. Jadi, setiap tahun menontonnya cuma di YouTube saja," ungkap Kris.
Menurutnya, melihat langsung Galaxy Unpacked secara langsung lebih berkesan. Sebab di YouTube hanya melihat satu perspektif, sementara nonton langsung bisa melihat berbagai aspek.
"Kita bisa ngeliat ke arah penontonnya seperti apa ekspresinya, terus juga view-nya juga lebih megah lah kalau kita bisa liat, karena kalau yang di YouTube kan hanya mengikuti kameranya ke arah mana ya, Kalau disini kita bisa melihat ekspresi dari orang-orang sekitar terkejut pas pertama kali diumumkan fitur-fiturnya. Ya itu bener-bener moment yang priceless banget," papar pria 35 tahun itu.
Bicara soal Galaxy S24, baik Kris dan Joe mengaku kepincut akan fitur AI. Keduanya pun berencana memilikinya, bahkan Joe mengaku sudah melakukan preorder varian warna oranye untuk menemani Galaxy Z Fold 5 Thom Browne yang digunakan saat ini.
"Circle to Search itu menarik banget. Bener-bener memudahkan banget. Biasanya kita pake Google Lens. Mesti screenshot dulu, terus buka aplikasinya lagi. Jadi ini benar-benar tinggal lingkarin doang, kita udah bisa mencari semua yang kita mau. Keren banget sih," nilai Joe.
"Fotografinya keren. Kedua live translate itu sih. Karena sebagai orang yang nggak suka belajar bahasa, itu sangat dimudahkan banget ya. Karena, jangankan bahasa yang lainnya, bahasa Inggris aja terkadang masih belum lancar, masih nggak pede," timpal Kris.
"Harapannya ketika sudah ada bahasa Indonesia, bisa ditranslate ke bahasa yang lainnya. Itu sangat membantu banget dalam pekerjaannya. Apalagi saya pekerjaannya engineer, dan banyak berhubungan dengan orang Jepang. Bikin komunikasi lebih enak, pastinya itu akan memudahkan banget," pungkasnya,