• Home
  • Berita
  • Bos Besar Tencent Marah-marah Pada Pegawai Malas

Bos Besar Tencent Marah-marah Pada Pegawai Malas

Redaksi
Jan 04, 2023
Bos Besar Tencent Marah-marah Pada Pegawai Malas

Pony Ma atau Ma Huateng, pendiri raksasa teknologi China Tencent, dikenal sebagai sosok yang kalem. Akan tetapi belum lama ini, dia marah-marah pada sebagian pegawai Tencent yang menurutnya tidak becus.

Seperti dikutip detikINET dari Benzinga, pada minggu lalu Ma Huateng mengumpulkan para pegawai di acara town hall. Nah di sana, dia mengkritik sebagian karyawan soal pekerjaan mereka di bisnis media sosial, konten internet sampai video game.

Ia menyasar para pegawai yang disebutnya malas. "Kalian tidak bisa survive dalam bisnis, tapi kalian malah santai-santai di weekend, main bola," demikian salah satu lontaran kemarahannya.

Bisnis Tencent belakangan ini memang menurun lantaran persaingan ketat dan makin banyaknya regulasi dari pemerintah. Bahkan Tencent beberapa kali kena denda besar, antara lain karena dinilai melakukan monopoli.

Divisi game dikritiknya lantaran terlalu banyak mengeluarkan judul tapi kualitasnya tidak diperhatikan. Kemudian media sosial dan konten Tencent juga mulai kalah dari TikTok yang sekarang digandrungi anak muda.

Menilik riwayat hidupnya, Ma Huateng lahir di distrik Chaoyang, Shantou pada 50 tahun lalu. Ayahnya manajer pelabuhan di Shenzen. Dia kuliah di Shenzen University dan lulus pada tahun 1993 dari jurusan Ilmu Komputer.

Ma Huateng bersama beberapa rekannya lantas mendirikan Tencent pada tahun 1998. Perusahaan itu terus merugi pada 3 tahun pertama dan mengandalkan pendanaan dari pemodal.

Produk pertama mereka yang sukses besar adalah layanan pesan instan QQ, yang langsung menjadi sumber pemasukan utama Tencent. Kemudian mereka merambah dunia game dengan judul-judul populer seperti CrossFire, Dungeon Fighter Online sampai League of Legends.

Ma Huateng pun kian sukses dan jadi salah satu orang terkaya CHina. Terlebih layanan WeChat kemudian juga banyak digemari. Ia dikenal pribadi yang kalem dan privat, namun tekanan bisnis mungkin membuatnya tidak bisa lagi tinggal diam.

back to top