BlackBerry Masih Bernilai, Jadi Incaran Akuisisi Perusahaan Ini
Meski bisnis HP-nya sudah disetop dan dijual ke perusahaan lain, BlackBerry saat ini masih beroperasi dan jadi incaran akuisisi oleh Veritas Capital, perusahaan ventura asal Amerika Serikat.
Dilansir Reuters, Selasa (29/8/2023), Veritas Capital disebut sudah memasukkan tawarannya untuk mengakuisisi BlackBerry, berdasarkan sumber yang tak disebutkan namanya.
Langkah perusahaan ventura ini dilakukan berbulan-bulan setelah BlackBerry mulai mempertimbangkan langkah strategis untuk kelanjutan perusahaan asal Kanada tersebut.
Setelah kabar akuisisi ini tersebar, saham BlackBerry melesat hampir 19%, peningkatan terbesar dalam dua tahun terakhir, dan membuat valuasinya meningkat menjadi USD 2,8 miliar.
Hanya saja tawaran akuisisi dari Veritas ini masih berada pada tahap awal dan mereka masih bisa mengurungkan niatnya. Namun ada juga perusahaan lain yang berminat untuk meminang BlackBerry, baik secara keseluruhan atau hanya divisi tertentu.
Sebelumnya diketahui kalau pada Mei lalu BlackBerry mengumumkan kalau mereka akan mengulas portfolio bisnisnya dan mempertimbangkan langkah strategis untuk meningkatkan nilai sahamnya. Salah satu alternatif yang tercetus adalah memisahkan sejumlah bisnis mereka.
Salah satu divisi yang ada di BlackBerry adalah unit yang membuat software keamanan siber yang terhimpit di persaingan ketat dari perusahaan lain, juga ada unit yang memproduksi perangkat internet of things yang disebut punya pertumbuhan tinggi dan banyak dipakai di industri otomotif.
"Kami sekarang memiliki pangsa pasar besar dari perangkat lunak yang tersemat di sebagian besar mobil," kata CEO BlackBerry, John Chen, seperti dikutip detikINET dari CNBC.
Klaim John Chen tidak mengada-ada. Teknologi perusahaan teknologi yang berbasis di Kanada itu saat ini terdapat di sekitar 215 juta mobil dan menurut BlackBery, masih terus berkembang.
BlackBerry seperti diketahui, pernah berada di puncak pasar smartphone, dari Amerika Serikat sampai Indonesia. Pada tahun 2010, hampir separuh pelanggan ponsel cerdas di AS menggunakan BlackBerry, menurut Comscore. Di Indonesia, segala kalangan memakainya untuk mengirim pesan melalui BlackBerry Messenger atau BBM. Saat itu, WhatsApp belum terlalu banyak digunakan.
Namun popularitasnya meredup seiring perilisan iPhone dan berbagai HP Android. BlackBerry mencoba berubah dengan mengadopsi desain yang lebih kekinian dan menggunakan OS Android, namun tetap tak bisa menyelamatkan bisnis HP mereka.
Simak Video "5 Blunder Fatal di Dunia Teknologi, Mulai dari Kodak sampai Nokia"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/afr)