Heboh Penampakan Ular Raksasa Titanoboa di TikTok, Ini Faktanya
- Titanoboa
- Ular Falak
Sebuah video di TikTok kembali bikin heboh warganet. Pasalnya video tersebut memuat penampakan ular raksasa Titanoboa.
Adalah TikToker @toyibalwi yang memostingnya. Video berjudul Titanoboa itu sudah dilihat lebih dari 19,5 juta kali.
Ada tiga slide foto yang ditampilkan dalam video. Dua pertama pertama bergambar ular ukuran besar.
Kemudian slide terakhir memperlihatkan hutan yang memiliki aliran sungai. Tanpa memperlihatkan posisi dan hanya menuliskan Zoom mengundang rasa penasaran warganet.
Beberapa TikToker men-stitch video tersebut sembari memperlihatkan posisi sang ular. Ada yang bilang berada di sebelah kanan bawah, beberapa menunjukkan di tengah atas.
@maskokoganteng cerita ular titanoboa. #truestory #scary #scarythings #horror #fyp ♬ Scary - Ultimate Horror Experience
detikINET pun penasaran melakukan zoom namun tidak menemukan posisi sang ular. Kami pun iseng coba melakukan pecarian pakai Google Image.
Hasilnya, foto yang dipajang merupakan jepretan Myriam Asmani. Alih-alih penampakan ular Titanoboa, foto tersebut mengabadikan hutan hujan Kongo yang merupakan terbesar kedua di sungai Amazon.
Foto tersebut digunakan dalam artikel yang membahas ilmuwan mengekslorasi hubungan Kongo dan perubahan iklim. Artikel tersebut ditulis Daniel Grossman pada November 2017 di laman DownToEarth.
Titanoboa Foto: screenshot/detikINET |
Kembali ke video yang viral, selain rasa penasaran keberadaan ular, beberapa netizen menuliskan komentar mengelitik. Titanoboa disebut masih kalah dengan ular falak yang diklaim terbesar di dunia. Benarkah demikian?
Titanoboa
Mengutip dari laman Wikipedia, Titanoboa adalah nama genus dari ular raksasa yang hidup pada zaman Paleosen (66 juta hingga 56 juta tahun yang lalu), yang dianggap sebagai anggota terbesar dari subordo Serpentes. Titanoboa dikenal dari beberapa fosil yang telah diberi tanggal 58 juta hingga 60 juta tahun yang lalu.
Dari ekstrapolasi ukuran tubuh yang dibuat dari vertebra (bagian tulang belakang) yang digali, para paleontolog telah memperkirakan bahwa panjang tubuh rata-rata Titanoboa dewasa adalah sekitar 13 meter (42,7 kaki) dan berat rata-rata sekitar 1.135 kg (1,25 ton). Titanoboa berhubungan dengan anaconda dan boa hidup, tetapi tidak pasti apakah ia lebih erat hubungannya dengan salah satu atau lainnya dari ular pembelit modern ini.
Titanoboa pertama kali dideskripsikan pada tahun 2009, sekitar lima tahun setelah ia diekskavasi dari batuan yang terbuka di tambang batu bara Cerrejón di Kolombia, yang terletak di sebelah barat mulut Danau Maracaibo. Sisa-sisa sekitar 30 individu telah ditemukan. Mayoritas adalah dewasa, tetapi beberapa anak muda juga telah ditemukan. Kebanyakan spesimen terdiri dari vertebra dan tulang rusuk, yang merupakan hal biasa untuk fosil ular.
Diperkirakan bahwa Titanoboa mungkin memiliki lebih dari 250 vertebra. Setidaknya satu spesimen hampir lengkap dengan tengkorak telah ditemukan. Adanya sejumlah besar individu yang menampilkan proporsi raksasa yang sama menunjukkan bahwa panjang 13 meter mungkin merupakan norma untuk dewasa dari spesies ini. Sebagai perbandingan, anaconda dewasa rata-rata sekitar 6,5 meter (21,3 kaki) panjangnya, sedangkan anaconda pemecah rekor sekitar 9 meter (sekitar 29,5 kaki) panjangnya. Tidak ada ular hidup yang pernah ditemukan dengan panjang terverifikasi melebihi 9,6 meter (sekitar 31,5 kaki).
Ukuran besar ular ini diyakini erat kaitannya dengan iklim Paleosen. Ular, mirip dengan hewan poikilotermik (berdarah dingin) lainnya, memiliki laju metabolisme yang dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitarnya. Dengan menggunakan hubungan antara suhu dan ukuran tubuh pada ular modern sebagai dasar, para peneliti memperkirakan bahwa suhu rata-rata di daerah tropis pada zaman Paleosen adalah sekitar 30-34 °C (86-93 °F), jauh lebih hangat daripada suhu saat ini.
Titanoboa termasuk dalam subfamili Boinae, yang paling erat hubungannya dengan boine lain yang masih ada dari Madagaskar dan Pasifik. Meskipun awalnya dianggap sebagai pemangsa puncak, penemuan tulang-tulang tengkorak mengungkapkan bahwa ia kemungkinan besar mengkhususkan diri dalam memangsa ikan. Fosil Titanoboa sering ditemukan bersama dengan fosil reptil raksasa lainnya seperti kura-kura dan buaya dari Formasi Cerrejón.
Ular Falak
Ular Falak adalah salah satu makhluk mitologi Arab yang disebutkan dalam kisah Seribu Satu Malam. Ular ini digambarkan sebagai ular raksasa yang hidup di bawah Bahamut, ikan raksasa berkepala kerbau yang menopang seluruh alam semesta, termasuk enam neraka, bumi, dan langit. Ular Falak memiliki kekuatan yang sangat besar dan hanya takut kepada Allah SWT.
Menurut beberapa sumber, ular Falak mampu menelan bumi, langit, dan enam neraka di atasnya. Ular ini juga kebal terhadap api dan bisa bertahan dalam panas yang tinggi. Ular Falak sering berkunjung ke Jahanam, neraka paling dalam, untuk menyiksa para pendosa dan pembangkang yang melawan perintah Allah SWT.
Dalam Islam, ular Falak dikaitkan dengan kisah Nabi Musa AS. Ketika Nabi Musa berperang melawan Firaun, Allah SWT memberinya mukjizat berupa tongkat yang bisa berubah menjadi ular. Beberapa ulama berpendapat bahwa ular yang dimaksud adalah ular Falak. Hal ini didasarkan pada ayat-ayat Alquran yang menyebutkan bahwa ular tersebut bergerak-gerak seperti seekor ular kecil yang gesit (QS. An-Naml: 10) dan menjadi ular besar yang nyata (QS. Al-A'raf: 107).
Meskipun ular Falak digambarkan sebagai makhluk yang sangat kuat, ia tetap tidak sebanding dengan kekuasaan Allah SWT. Ular Falak masih memiliki rasa takut kepada Allah SWT dan mengurungkan niatnya untuk memakan alam semesta ketika ditegur oleh-Nya. Ular Falak juga tidak pernah disebut secara eksplisit dalam Alquran atau hadis, sehingga keberadaannya masih bersifat mitos dan tidak bisa dipastikan.
Simak Video "Polisi Selidiki Video Remaja di Jaksel Dicekik-Kepala Diinjak"
[Gambas:Video 20detik]
(afr/afr)