• Home
  • Berita
  • Awal Mula Pornografi Deepfake Guncang Korsel

Awal Mula Pornografi Deepfake Guncang Korsel

Redaksi
Sep 09, 2024
Awal Mula Pornografi Deepfake Guncang Korsel
Seoul -

Pornografi deepfake hasil rekayasa digital tengah mewabah di Korea Selatan. Ternyata akar permasalahannya sudah lama terjadi. Sekitar 3 tahun silam, saat Ruma (disamarkan) mengikuti kelas online universitas, ponselnya terus bergetar. Biasanya ia mengabaikannya, tapi apa yang dilihatnya membuatnya tercengang.

Wajahnya diubah secara digital dipadukan gambar eksplisit, disertai dengan tulisan kotor. Gambar-gambar yang rekayasa itu dikirim melalui Telegram. Ruma tidak menanggapinya, tapi mengambil tangkapan layar dan bergegas ke kantor polisi.

Kurangnya interaksi membuat pengirimnya kesal. "Jika kau membalas, aku akan mengajarimu cara menangkapku," ejek pengirim pesan itu, coba mendapat tanggapan. "Aku akan memberimu petunjuk," lanjutnya yang dikutip detikINET dari ABC News.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ruma tak menyangka kasusnya akan heboh. Ketika penangkapan akhirnya dilakukan sekitar tiga tahun kemudian atau tahun ini, itu menggemparkan seluruh negeri. Puluhan korban diidentifikasi, banyak di antaranya adalah mahasiswa atau mantan mahasiswa di Universitas Nasional Seoul (SNU).

Banyak korban dari universitas, sekolah menengah atas, sekolah menengah pertama, dan bahkan sekolah dasar. Politisi dan penegak hukum berjanji mengatasi masalah tersebut, sementara kaum perempuan panik menghapus foto media sosial mereka karena takut akan direkayasa.

ADVERTISEMENT

"Siapa pun dari kita bisa menjadi korban kejahatan seksual digital seperti itu. Saya mendesak otoritas terkait melakukan penyelidikan menyeluruh dan mengambil langkah memberantas kejahatan seksual digital ini," cetus Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.

Namun tiga tahun lalu, ketika pelecehan dimulai, Ruma merasa sendirian dan tak berdaya. Polisi tak begitu berminat memecahkan kasus tersebut. Petugas hanya memintanya mengajukan laporan. "Itu terjadi di ponsel dan Anda tidak dapat melakukan apa pun," kenangnya.

Seperti banyak korban lainnya, Ruma menghapus akun media sosialnya segera setelah pelecehan yang dialaminya. Dia pindah ke luar negeri untuk studi pascasarjana dan berusaha melupakannya.

Korban lainnya juga telah mengajukan pengaduan ke polisi tapi, seperti Ruma, awalnya pengaduan itu diabaikan. Ketiganya yakin pelakunya pasti mahasiswa lain, tapi tidak memiliki cara membuktikan kecurigaan mereka.

Keberhasilan datang ketika seorang teman menyarankan mereka untuk berbicara dengan jurnalis independen Won Eun Ji. Eun Ji memiliki pengalaman mengungkap kejahatan seks digital di Korea Selatan. Akhirnya, kejahatan ini pun terungkap.

Telegram terutama, menjadi sarang, dengan chanel terbesar yang diidentifikasi sejauh ini memiliki lebih dari 220.000 anggota. Setidaknya 500 sekolah dan universitas teridentifikasi terkena dampak.

"Masalah ini dipandang hampir sebagai bencana nasional di Korea," kata Kim Myung-joo, ahli perlindungan informasi. Bukan hanya volumenya yang besar, tapi juga usia para pelaku. Data polisi menunjukkan tiga perempat tersangka yang terlibat dalam pornografi deepfake adalah anak di bawah umur.

"Sebagian besar pelaku adalah remaja. Beberapa orang mungkin menganggapnya sebagai lelucon belaka, tetapi jelas merupakan tindakan kriminal yang mengeksploitasi teknologi dengan kedok anonimitas," kata presiden Korea Selatan.



Saran Pengamat Atasi Pornografi Berbasis Deepfake

Saran Pengamat Atasi Pornografi Berbasis Deepfake


(fyk/fay)
back to top