• Home
  • Berita
  • Apa Itu Energi Bersih yang Jadi Bahasan di KTT G20

Apa Itu Energi Bersih yang Jadi Bahasan di KTT G20

Redaksi
Sep 12, 2023
Apa Itu Energi Bersih yang Jadi Bahasan di KTT G20
New Delhi -

Pada KTT G20 di New Delhi, India, persoalan iklim menjadi salah satu topik yang menjadi fokus pertemuan. Peningkatan penggunaan energi bersih pun menjadi salah satu kesepakatan yang dicapai oleh KTT G20 kali ini.

Pada pertemuan ini, Presiden Konferensi Perubahan Iklim PBB, Sultan Al-Jaber menyatakan bahwa negara-negara yang tergabung dalam G20 merupakan penyumbang 80% dari total seluruh emisi global seperti dilansir dari Associated Press.

Maka dari itu, kesepakatan negara G20 dalam meningkatkan penggunaan dan pemenuhan energi bersih dapat menjadi sinyal yang baik bagi isu perubahan iklim yang sedang terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"20 negara ini menyumbang 80% dari emisi global, sehingga kesepakatan ini mengirimkan sinyal kuat untuk kemajuan iklim," ungkap Sultan Al-Jaber.

Mengenal Energi Bersih

Secara umum, energi bersih dapat disebut juga sebagai energi terbarukan. Dengan adanya isu perubahan iklim belakangan, penggunaan energi bersih kerap dikampanyekan oleh banyak pihak sebagai solusi atas pemanasan global yang terjadi, seperti dilansir detikINET dari sebuah publikasi oleh Hesperian Health Guides, Selasa (12/9/2023).

Penggunaan energi di dunia masih didominasi oleh bahan bakar fosil yang menjadi bahan bakar utama dari kendaraan bermotor.

Selain itu, dalam menghasilkan tenaga listrik, bahan bakar yang tidak terbarukan seperti batu bara, minyak dan gas alam masih menjadi tumpuan bagi tenaga listrik yang dibutuhkan dunia.

Energi bersih yang menjadi kesepakatan negara G20 merupakan energi non-polutan. Di dalamnya tercakup tenaga angin, tenaga matahari, tenaga air dan biogas.

Desakan PBB atas Isu Iklim

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres juga mendesak negara G20 agar memberi fokus berupa tindakan terhadap isu perubahan iklim. Menurutnya, pada pertemuan G20 sebelumnya, kesepakatan soal kebijakan iklim masih meninggalkan banyak perselisihan antar negara G20.

"Krisis iklim memburuk secara dramatis, tetapi respons dari beberapa negara secara kolektif kurang dalam berambisi, kredibel, dan serius," ungkapnya dalam sebuah konferensi pers.

Ia menambahkan bahwa KTT G20 kali ini juga harus menawarkan solusi atas bahan bakar alternatif seperti hidrogen yang diiringi efisiensi sumber daya dan peralihan bahan bakar.

Dukungan moneter dari International Monetary Fund (IMF) juga harus mengiringi langkah peningkatan energi hijau dengan bantuan dana kepada negara dengan pendapatan rendah agar negara tersebut dapat mencapai solusi atas perubahan iklim dengan signifikan.

Ia juga meminta negara G20 terus melakukan kerjasama ekonomi dan pembangunan guna tercapainya Zero Net Emission di tahun 2040.

Belum Bisa Lepas Sepenuhnya dari Bahan Bakar Fosil

Meski kesepakatan tentang peningkatan penggunaan energi bersih sudah tercapai pada KTT G20 kali ini, masih banyak negara G20 yang menyatakan bahwa mereka belum siap untuk lepas sepenuhnya dari ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Namun, langkah ini tetap diapresiasi oleh beberapa aktivis lingkungan yang berpendapat bahwa langkah ini merupakan langkah awal dan bisa dilanjutkan dengan berbagai tindakan di masa depan.

Harjeet Singh, seorang aktivis dari Climate Action Network International menyatakan bahwa kesepakatan yang tercapai oleh G20 ini patut dipuji karena menjadi langkah awal dari terlepasnya ketergantungan negara terhadap bahan bakar fosil.

"Komitmen G20 dalam merumuskan target pencapaian energi terbarukan patut dipuji, dengan begitu mereka menghindari akar penyebab tingginya emisi global yaitu ketergantungan kita pada bahan bakar fosil," ungkapnya.

*Artikel ini ditulis oleh Argya D. Maheswara, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom



Simak Video "Uni Afrika Resmi Jadi Anggota Tetap G20 di KTT India"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)
back to top