• Home
  • Berita
  • Ancaman Ngeri Virus Misterius Alaskapox, Pahami Gejala dan Pencegahannya

Ancaman Ngeri Virus Misterius Alaskapox, Pahami Gejala dan Pencegahannya

Redaksi
Feb 21, 2024
Ancaman Ngeri Virus Misterius Alaskapox, Pahami Gejala dan Pencegahannya
Daftar Isi
  • Apa itu Virus Alaskapox?
  • Gejala Virus Alaskapox
  • Penyebaran dan Potensi Resiko
  • Tindakan Pencegahan yang Dapat Dilakukan
Jakarta -

Berita kematian seorang pria lanjut usia di Alaska, Amerika Serikat akibat Alaskapox baru-baru ini, menuai sorotan serius. Virus misterius Alaskapox atau cacar Alaska menjadi ancaman mengerikan.

Awalnya, pria tersebut mendapati papula merah yang terasa nyeri di bawah lengan kanannya. Selama 6 minggu berikutnya, ia beberapa kali mengunjungi unit gawat darurat untuk evaluasi klinis mengenai keluhan penyakitnya dan diberi beberapa antibiotik. Namun, kondisinya semakin memburuk.

Setelah terus mengalami kelelahan dan peningkatan nyeri di bahunya, ia akhirnya dirawat di Anchorage pada 17 November. Saat mencoba mendiagnosis penyakit misterius ini, hasil swab lesi yang dikirim ke Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menemukan bahwa ia terinfeksi virus Alaskapox (AKPV).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada sejumlah petunjuk yang menguak kemungkinan bagaimana pria tersebut terinfeksi Alaskapox. Ia tinggal sendirian di daerah berhutan dan terpencil di Kenai Peninsula. Pria tersebut juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat pengobatan kanker, dirawat di rumah sakit pada bulan November dan meninggal pada akhir Januari.

Penelitian oleh CDC menunjukkan bahwa AKPV hadir setidaknya di empat spesies mamalia kecil yang hidup di negara bagian itu, termasuk tikus tanah dan tupai punggung merah.

Sebelum kematiannya, ia melaporkan bahwa ia sempat merawat kucing liar di rumahnya yang sering berburu mamalia kecil. Dia juga mengatakan bahwa kucing itu sering mencakarnya, termasuk satu goresan mencolok di dekat bahu kanannya, sebulan sebelum muncul ruam.

Apa itu Virus Alaskapox?

Alaskapox merupakan bagian dari kelompok virus yang dikenal sebagai orthopoxviruses. Orthopoxviruses dikenal menginfeksi mamalia, termasuk manusia, dan dapat menyebabkan perkembangan lesi kulit.

Dikutip dari IFL Science, virus ini ditemukan pertama kali pada seorang wanita di Fairbanks, Alaska, pada tahun 2015. Meskipun terkait dengan cacar, cacar sapi, dan mpox, alaskapox merupakan entitas virus yang berbeda.

Sejak tahun 2015, enam kasus tambahan infeksi virus Alaskapox dilaporkan di Alaska, lima di antaranya pada orang yang tinggal di Fairbanks North Star Borough dan satu orang yang tinggal di Peninsula Borough.

Gejala Virus Alaskapox

Menurut Departemen Kesehatan Alaska, gejala umum yang terkait dengan virus ini meliputi satu atau lebih lesi kulit, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan nyeri sendi atau otot. Pasien Alaskapox kerap menganggap gejala ini sebagai gigitan serangga atau laba-laba.

Penyebaran dan Potensi Resiko

Peneliti belum sepenuhnya memahami bagaimana Alaskapox menyebar, tetapi diperkirakan bahwa virus ini bersifat zoonotik, yaitu dapat menular dari hewan ke manusia. Meskipun belum ada bukti penularan dari manusia ke manusia, kontak dekat dengan hewan liar, terutama tikus dan tupai, serta kucing domestik yang berburu, dapat meningkatkan risiko infeksi.

Tindakan Pencegahan yang Dapat Dilakukan

Mengingat belum adanya vaksin khusus untuk Alaskapox, sejauh ini manusia hanya bisa melakukan sejumlah langkah pencegahan, termasuk menjauhi hewan liar, menutup lesi atau luka di kulit dengan perban, hingga menghindari berbagi tempat tidur atau linen yang bersentuhan dengan luka.

Masyarakat, khususnya mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah, diingatkan untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala yang mencurigakan.


*) Artikel ini ditulis oleh Fadhila Khairina Fachri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.



Simak Video "Kasus Pneumonia Anak Melonjak, RS Anak Beijing: Kami Memiliki Pengalaman"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/afr)
back to top