123 Tahun, Henry Jadi Buaya Tertua di Dunia dan Beranak Ribuan
Dengan usia yang diperkirakan mencapai 123 tahun, Henry menjadi buaya tertua di dunia saat ini. Dalam beberapa dekade terakhir saja, hewan ini sudah menjadi ayah bagi ribuan anak buaya.
Setelah semua dekade yang dilaluinya, Henry menjelma menjadi sosok buaya berbadan besar. Ia berukuran panjang lebih dari 5 meter dari moncong hingga ujung ekor serta beratnya mencapai 700 kg.
Sebagai perbandingan, buaya Nil yang dikenal punya ukuran tubuh besar dibandingkan jenis buaya lainnya, rata-rata tumbuh hingga 4,5 meter dan beratnya sekitar 410 kg. Meskipun namanya buaya Nil, spesies ini dapat ditemukan di sebagian besar wilayah Afrika.
Dikutip dari IFL Science, Selasa (1/10/2024) Henry diyakini lahir sekitar tahun 1900 di antara rawa-rawa Delta Okavango di Botswana, menurut Crocworld Conservation Centre di Afrika Selatan, tempat ia tinggal sejak tahun 1985.
Sejak kedatangannya di Crocworld, Henry telah kawin dengan sedikitnya enam betina, yang menyebabkan para penjaganya memperkirakan ia telah menghasilkan lebih dari 10 ribu keturunan dalam waktu kurang dari 40 tahun.
Ulang tahunnya dirayakan pada 16 Desember. Jadi, usianya akan mencapai 124 tahun akhir tahun ini. Namun, karena ia lahir di alam liar, tanggal lahirnya yang tepat tidak diketahui.
Menurut acara TV Inggris Killer Crocs yang dipandu Steve Backshall, Henry ditangkap pada tahun 1903 oleh seorang penangkap gajah bernama Sir Henry. Karena itulah ia diberi nama Henry.
Namun, kisah ini tampaknya tidak sesuai dengan informasi di situs web Crocworld yang mengklaim Henry menghabiskan sebagian besar hidupnya di Delta Okavango.
Terlepas dari latar belakangnya, Henry tentu saja adalah binatang yang luar biasa. Ia berbagi habitatnya saat ini dengan buaya tua lain bernama Colgate, yang diperkirakan berusia 90 tahun.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa buaya mampu mencapai usia 100 tahun di penangkaran. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa beberapa buaya mungkin menunjukkan tingkat penuaan yang dapat diabaikan, istilah yang digunakan untuk menggambarkan organisme yang tidak menunjukkan bukti penuaan secara biologis.
Mereka mengklaim bahwa buaya, secara teoritis, tidak mati karena usia tua dan hanya menyerah pada faktor eksternal seperti kelaparan, kecelakaan, atau penyakit.
Banyak faktor yang mungkin mendasari ketangguhan mereka, meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal itu mungkin ada hubungannya dengan kumpulan mikroorganisme yang tidak biasa yang menghuni usus mereka.
Satu studi menyimpulkan, mengingat pentingnya mikrobioma usus pada fisiologi inangnya, ilmuwan menduga bahwa mikrobioma usus buaya dan/atau metabolitnya menghasilkan zat yang berkontribusi membuat buaya memiliki umur panjang dan cenderung sehat lebih lama.
[Gambas:Youtube]
Periset BRIN Sebut Lidah Buaya Punya Kandungan untuk Tingkatkan Fokus Mental
Periset BRIN Sebut Lidah Buaya Punya Kandungan untuk Tingkatkan Fokus Mental
(rns/fay)