• Home
  • Berita
  • Zuckerberg Mau 'Bangkitkan' Orang Mati di Metaverse

Zuckerberg Mau 'Bangkitkan' Orang Mati di Metaverse

Redaksi
Oct 09, 2023
Zuckerberg Mau 'Bangkitkan' Orang Mati di Metaverse
Jakarta -

Mark Zuckerberg mengaku bahwa mungkin teknologinya bisa menghidupkan orang tercinta yang telah meninggal. Hal ini ia ungkap dalam sebuah wawancara.

Kata 'menghidupkan' yang ia maksud bukan membangkitkan yang telah mati dari kubur, melainkan membuat avatar dari orang yang telah tiada berupa foto realistis 3D yang termuat di Metaverse.

"Jika seseorang kehilangan orang yang dicintai dan sedang berduka, mungkin ada cara untuk berinteraksi atau menghidupkan kembali kenangan tertentu yang bisa membantu," ujar Mark seperti yang dilansir detikINET dari The Sun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun begitu, CEO Meta itu juga khawatir bahwa berinteraksi dengan yang tercinta melalui realitas virtual di dunia fisik akan menjadi sesuatu yang tidak sehat untuk dilakukan. Untuk itu, menurutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk dapat memahami detailnya.

"Aku bukan ahli soal itu. Jadi menurutku, kita harus mempelajari itu dulu dan memahaminya dengan lebih mendetail," ujarnya kepada podcaster Lex Fridmen.

Wawancara ini dilakukan secara virtual, dengan kedua belah pihak dipindai dari kepala hingga badan untuk dibuatkan Avatar Codec di Pittsburgh Reality Lab milik Meta.

Mereka kemudian muncul sebagai avatar hiper-realistis 3D yang sempat membuat Lex terkejut.

"Itu kamu. Itu benar-benar kamu. Tapi kamu tidak sedang di sini bersamaku," ujar Lex begitu melihat avatar Zuckerberg.

Menurut Lex, avatar tersebut begitu mendetail, menangkap segalanya, bahkan sampai cacat yang ada di wajah mereka.

Meta belum menemukan cara untuk menerjemahkan lengan ke metaverse atau apapun dari separuh bagian tubuh ke bawah.

Lex juga mencatat bahwa pemindaian, meski baru separuh tubuh, merupakan proses yang panjang, yang memakan waktu beberapa jam.

Namun Zuckerberg berharap proses ini dapat dipersingkat menjadi dua atau tiga menit dan akhirnya diselesaikan melalui sambungan telepon seluler. Cara ini lebih mudah dibandingkan jika seseorang harus melakukan perjalanan menggunakan pesawat untuk bertemu.

*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.



Simak Video "Karyawan Meta di Divisi Metaverse Terancam PHK Massal"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)
back to top