• Home
  • Berita
  • Tren Teknologi Menggeliat, RI Jangan Jadi Tamu di Negeri Sendiri

Tren Teknologi Menggeliat, RI Jangan Jadi Tamu di Negeri Sendiri

Redaksi
Feb 03, 2023
Tren Teknologi Menggeliat, RI Jangan Jadi Tamu di Negeri Sendiri

Era digital menciptakan sejumlah teknologi baru. Seiring dengan hal tersebut, Indonesia tak bisa terus jadi pasar semata dari perusahaan teknologi asing agar tidak jadi tamu di negeri sendiri.

Danrivanto Budhijanto, Associate Profesor Hukum Teknologi Informasi Unpad mengungkapkan, layanan teknologi blockchain, seperti metaverse, NFT, smart contract, big data, internet of things, artificial intelligence (AI), learning machine, dan robotik adalah bagian revolusi industri 4.0.

"Dari sisi hukum teknologi informasi, maka revolusi industri 4.0 itu menjadikan perlunya lembaga hukum baru yaitu Lex Crypto, yakni aturan dikelola melalui kontrak pintar yang bisa dijalankan sendiri oleh organisasi yang otonom," ujar Danrivanto.

"Sebab, ini konsekuensi disiplin ilmu cyberlaw yang mengumpulkam, meretensi, memroses, mentransmisi, dan menggunakan data pribadi yang aman dan sah secara hukum," sambungnya.

Sementara itu, Dicky Wizanajani, Senior Consultant di Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, menuturkan dalam dunia IT akan selalu ada hal-hal baru yang perlu dipertimbangkan untuk dijajal agar bisa perusahaan cuan melalui beragam inovasinya.

Sebagai perusahaan milik negara, Telkom perlu menyempurnakan layanan next big thing yang tak hanya tren, tapi juga agar jadi pilihan utama konsumen yang bisa memberikan profit.

"Ini adalah inovasi-inovasi terbaru yang harus disambut walau untuk generasi Z sekalipun, banyak yang belum terbayang model bisnisnya. Menjadi ujung tombak transformasi digital Indonesia harus dilakukan agar Indonesia tidak ketinggalan gerbong," ungkapnya.

Telkom saat ini tengah menggarap teknologi terkini, mulai dari metaverse melalui Metanesia, Internet of Things (IoT) dengan Antares Telkom dan Logee, Big Data melalui BigBox, hingga maching learning dengan Netmonk-nya.

Nur Islami Javad, Vice President Startup Bandung, mengatakan, sejauh ini dirinya menilai Metanesia Telkom sudah memimpin pasar dari sisi produk. Akan tetapi, secara bisnis hal ini belum cukup karena belum terlibat di banyak proyek global Metaverse.

"Entah siapa yang akan jadi semacam Gojek-nya dalam Metaverse di Indonesia, tapi saya kira Metanesia harus terlibat dengan proyek-proyek bisnis Metaverse global agar cashflow nutup. Kalau hanya fokus di produk akan sulit, sehingga nantinya layanan tidak bisa jadi mass services," katanya.

"Kuncinya buat next big thing Telkom itu adalah bagaimana menciptakan sebanyak mungkin pengguna, aktivitas, dan interaksi di dalamnya," ucapnya menambahkan.

Telkom melalui Metanesia sendiri akan membahas potensi bisnis tersebut pada Selasa (31/3) malam dengan menghadirkan pembicara seperti Andrew Tarigan (Senior Product Manager Metanesia) dan Payoma Kusuma (Product Manager Metanesia) di Town Hall Metanesia di Main Hall NFT Galeri Metanesia.

back to top