• Home
  • Berita
  • TikTok Awasi Pengguna yang Tonton Konten LGBT

TikTok Awasi Pengguna yang Tonton Konten LGBT

Redaksi
May 09, 2023
TikTok Awasi Pengguna yang Tonton Konten LGBT
Jakarta -

Sebuah laporan dari The Wall Street Journal mengungkapkan bahwa TikTok selama satu satu tahun telah mengawasi penggunanya yang menonton video dengan topik LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender).

Sekelompok mantan karyawan TikTok mengatakan TikTok membuat daftar tentang kebiasaan pengguna menonton konten tersebut, daftar tersebut kemudian disimpan di dasbor yang dapat dilihat oleh karyawan perusahaan.

Namun laporan tersebut mencacat adanya kekhawatiran terkait pembuatan daftar dugaan tersebut di mana tidak hanya dapat diakses oleh jumlah karyawan yang tidak biasa di perusahaan milik China, tetapi ada kalanya karyawan di China juga dapat mengontrol izin daftar tersebut.

Karyawan TikTok yang berbasis di kantor perusahaan di AS, Inggris dan Australia khawatir dengan daftar dugaan tersebut karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi pengguna LGBTQ. Jika daftar tersebut bocor atau diberikan kepada pemerintah yang bermusuhan, dapat membahayakan pengguna tersebut.

Mantan karyawan TikTok melaporkan masalah tersebut ke petinggi eksekutif pada tahun 2020 dan 2021. Grup tersebut menyatakan keprihatinan mereka bahwa informasi tersebut akan dibagikan kepada pihak luar atau dapat digunakan untuk memeras pengguna TikTok.

Dalam sebuah pernyataan kepada The Wall Street Journal, juru bicara TikTok mengatakan bahwa dasbor yang digunakan karyawan untuk mengakses data pengguna yang menonton konten gay telah dihapus di AS hampir setahun yang lalu.

Perwakilan TikTok mengatakan bahwa pemerintah China tidak pernah meminta informasi tentang pengguna AS dan perusahaan juga tidak pernah memberikan data semacam itu.

"Melindungi privasi dan keamanan orang yang menggunakan TikTok adalah salah satu prioritas utama kami," kata juru bicara TikTok kepada publikasi tersebut sebagaimana dikutip detikINET dari PetaPixel, Selasa (9/5/2023).

Laporan baru tersebut menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang bagaimana TikTok dan induk perusahaannya ByteDance menangani informasi pengguna.

Perusahaan media sosial diketahui memelihara profil pengguna untuk menawarkan iklan yang dipersonalisasi kepada mereka. Namun, platform media sosial disarankan untuk tidak mengumpulkan data sensitif seperti orientasi seksual karena berpotensi menjadikan pengguna sebagai target.

Pengungkapan itu muncul ketika TikTok yang digunakan oleh lebih dari 100 juta orang Amerika menghadapi potensi larangan nasional di AS.

TikTok telah berulang kali menyatakan bahwa data pengguna A.S. tidak disimpan di China di mana undang-undang tersebut berlaku. Pihak TikTok telah berusaha meyakinkan anggota parlemen AS bahwa data pengguna Amerika aman.



Simak Video "Ini Alasan Indonesia Tak Ikut-ikutan Blokir TikTok Seperti AS"
[Gambas:Video 20detik]
(jsn/fay)
back to top