Terjebak Setahun di Angkasa, Astronot AS dan Rusia Akhirnya Balik Bumi

Meteoroid menabrak radiator Soyuz MS-22, kapsul yang membawa tiga awak, hingga terjadi kebocoran dan membuat astronot Amerika Serikat serta kosmonot Rusia, tidak bisa kembali. Setelah setahun terjebak, mereka berhasil pulang ke Bumi.
"Tidak ada yang lebih layak untuk pulang daripada kalian," ujar komandan stasiun luar angkasa asal Denmark, Andreas Mogensen, seperti yang dilansir detikINET dari The Guardian, Jumat (29/9/2023)
Tiga awak itu terdiri dari seorang astronot asal Amerika, Frank Rubio, dan dua kosmonot Rusia, Sergey Prokopyev dan Dmitri Petelin. Dulu pada 21 September 2022, mereka melakukan penerbangan ke International Space Station (ISS) menggunakan pesawat Soyuz MS-22 untuk mengemban tugas investigasi jangka panjang ke-68.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dua insinyur asal Rusia itu hendak melakukan VKD-56 spacewalk, sebuah kegiatan di luar pesawat untuk pemindahan radiator, mereka mendeteksi kebocoran pada radiator.
Kegiatan itu pun ditunda dan ketiga awak pesawat harus rela terjebak di angkasa. Awalnya, mereka diberikan misi selama 180 hari saja, tapi terpaksa diperpanjang hingga 371 hari lantaran musibah tersebut.
Prokopyev dan Patelin curiga bahwa sampah antariksa lah yang menjadi biang kerok lubang di sumber pendingin pesawat mereka. Mereka sampai harus mengosongkan pesawat karena takut sistem elektronik dan benda lainnya akan memanas di level yang berbahaya.
Dua minggu yang lalu, Soyuz pengganti sampai untuk menyelamatkan mereka dan Rabu minggu ini, mereka berhasil mendarat di daerah terpencil Kazakstan menggunakan kapsul Soyuz pengganti yang diluncurkan Februari tahun ini.
Tidak mudah bagi mereka untuk bisa pulang ke Bumi. Setelah kurang lebih setahun berada di luar angkasa tanpa gravitasi, mereka harus mengalami gravitasi empat kali lipat begitu menembus atmosfer. Saat pendaratan di tanah tandus Kazakstan pun kapsul mereka berakhir miring. Helikopter yang berisi kru pemulihan bergegas datang untuk menjemput para awak pesawat.
"Aku tidak akan pernah setuju untuk tinggal setahun penuh di luar angkasa jika diminta sejak awal," ujar Rubio di sebuah konferensi pers.
Pasalnya, anak tertua Rubio telah menyelesaikan tahun pertama di Akademi Angkatan Laut AS sedangkan satu anaknya yang lain telah berangkat ke akademi militer West Point. Di dua momen penting itu, Rubio terpaksa tidak bisa hadir.
Seorang dokter tentara sekaligus pilot itu juga mengaku bahwa efek psikologis akibat menghabiskan terlalu banyak waktu di luar angkasa ternyata lebih sulit dari yang ia pikirkan.
Diketahui bahwa misi ini adalah penerbangan luar angkasa pertama bagi Rubio dan Patelin, sedangkan bagi Prokopyev, misi ini adalah yang kedua kalinya.
Mereka menempuh jarak 157 juta mil (253 juta km) sejak diluncurkan dari Kazakstan September lalu dan mengelilingi dunia hampir 6.000 kali.
*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Pesawat Soyuz Meluncur dari Kazakhstan, Kirim Suplai ke ISS "
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)