• Home
  • Berita
  • Teleskop Raksasa Mau Dibangun di Kawah Bulan

Teleskop Raksasa Mau Dibangun di Kawah Bulan

Redaksi
Sep 13, 2023
Teleskop Raksasa Mau Dibangun di Kawah Bulan
Jakarta -

Kemajuan teknologi luar angkasa memungkinkan manusia membangun teleskop di Bumi, jauh di pegunungan terpencil, bahkan meluncurkan teleskop ke luar angkasa. Itu semua belum cukup. Ilmuwan kabarnya mau membangun teleskop raksasa di kawah Bulan.

Menurut makalah terbaru yang dipublikasikan di arXiv, seperti dilansir Rabu (13/9/2023) astronom Jean Schneider dan Antoine Labeyrie dari Cornel University berpendapat bahwa permukaan Bulan adalah pilihan yang tepat untuk kemajuan umat manusia selanjutnya di bidang observatorium.

Menempatkan teleskop di Bulan sebenarnya bukan ide baru. Contohnya, NASA telah mendanai hibah eksplorasi untuk Lunar Crater Radio Telescope (LCRT). Selama misi Apollo, para astronaut berupaya menempatkan reflektor di Bulan sehingga para astronom dapat mengukur jarak ke Bulan dalam hitungan milimeter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam makalah baru ini, penulis merangkum beberapa ide yang diketahui, dan memperkenalkan konsep baru yang mereka sebut hiperteleskop.

Teleskop radio di sisi jauh bulan seperti LCRT mungkin merupakan usulan yang paling populer. Teleskop lainnya termasuk Life Finder Telescope At Lunar Poles (LFTALP), yang merupakan rangkaian teleskop 6,5 meter yang berfokus mempelajari atmosfer planet ekstrasurya saat transit.

Kemudian ada Lunar Optical UV Explorer (LOUVE) yang fokus pada objek ultraviolet terang. Bahkan, ada usulan untuk observatorium gelombang gravitasi yang mirip dengan LIGO.

Masalah dengan semua proposal ini adalah bahwa proposal tersebut memerlukan konstruksi pada tingkat teknis yang akan menjadi tantangan bahkan di Bumi. Gagasan untuk membangun observatorium susunan dan sejenisnya di Bulan adalah tujuan yang mulia, namun saat ini hal tersebut jauh melampaui kemampuan teknis kita.

Jadi, penulis mengusulkan ide yang lebih sederhana. Teleskop optik dasar yang memanfaatkan medan bulan. Kekuatan teleskop optik sangat bergantung pada ukuran cermin utamanya dan panjang fokus teleskop. Di Bumi, panjang fokus dapat ditingkatkan dengan memiliki banyak cermin.

Hiperteleskop dapat menggunakan susunan cermin sebagai cermin utama yang disusun sepanjang medan kawah. Kelompok detektor teleskop kemudian dapat digantung dengan kabel, mirip dengan cara detektor Observatorium Arecibo digantung di atas piringan jaring.

"Karena cermin tidak perlu berukuran besar, maka akan lebih mudah untuk dibuat, dan bentuk umum kawah berarti lebih sedikit 'pekerjaan menggali tanah' yang diperlukan untuk memasangnya," kata penulis.

Varian dari ide ini adalah dengan menempatkan cermin di satu sisi kawah, dan instrumentasi di sisi lain. Hal ini akan memungkinkan adanya panjang fokus yang sangat besar, sehingga jangkauan pengamatan teleskop semacam itu akan terbatas.

"Semua ide ini masih dalam tahap awal. Dan terdapat tantangan serius yang perlu diatasi selain pembangunannya," ujar mereka.

Tantang itu antara lain debu akan menumpuk di kaca teleskop seiring berjalannya waktu, dan perlu dibersihkan. Meskipun Bulan memiliki aktivitas seismik yang jauh lebih sedikit dibandingkan Bumi, hal ini masih dapat memengaruhi kesejajaran cermin dan detektor.

Namun satu hal yang pasti adalah, manusia sedang berusaha agar bisa kembali ke Bulan. Ke mana pun manusia pergi, mereka akan membuat teleskop. Jadi, kehadiran observatorium Bulan hanya tinggal menunggu waktu.



Simak Video "China Kebut Fase Keempat Proyek Eksplorasi Bulan"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)
back to top