Teknologi Robot Menyerupai Manusia Sudah Ada, Tapi...

Sony mengaku teknologi untuk membuat robot humanoid secara cepat kini sudah ada dan mereka mempunyainya, namun bukan berarti Sony akan langsung membuat robot humanoid.
Sebagai informasi, robot humanoid yang dimaksud Sony ini adalah robot yang bentuknya menyerupai manusia. Meski teknologinya sudah ada, Sony mengaku belum mengetahui bagaimana menggunakan robot humanoid secara efektif.
"Dalam hal teknologi, beberapa perusahaan di dunia termasuk yang ini (Sony) sudah punya akumulasi teknologi yang mencukupi untuk membuat (robot humanoid) secara cepat, asalkan sudah diketahui penggunaannya yang menjanjikan," kata CTO Sony Hiroaki Kitano, seperti dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (9/12/2022).
"Kami akan membuat investasi (untuk fasilitas perakitan) saat investasi ini sudah dirasa diperlukan. Kami melihat potensi di robot humanoid, namun kami juga percaya kalau robot bentuk lain juga cukup penting," tambahnya.
Robot memang bukan hal baru bagi Sony, dua dekade lalu mereka merilis robot anjing bernama Aibo, yang selama 1999 sampai 2006 terjual sebanyak 150 ribu unit. Lalu pada 2018 mereka merilis Aibo versi lebih canggih, yang terjual 20 ribu unit dalam enam bulan pertama.
Sementara itu soal robot humanoid, pengembangannya sudah dimulai sejak bertahun-tahun lalu oleh Honda dan Hyundai. Lalu pada September lalu, CEO Tesla Elon Musk memamerkan prototipe humanoid robot buatan Tesla, yaitu Optimus.
Tesla berencana mempekerjakan ribuan Optimus di pabrik mobil listriknya, dan ke depannya akan diperbanyak sampai jutaan unit di seluruh dunia.
Kitano juga mengungkap peluang Sony di ranah metaverse, yaitu karena mereka punya keahlian di bidang audio visual dan konten hiburan yang sangat banyak, termasuk musik dan game. Hal tersebut membuat Sony berpotensi punya peran utama di metaverse.
"Sementara untuk metaverse, sebenarnya orang-orang tak akan datang karena anda membuat sebuah tempat. Konten adalah yang membuat metaverse ada," jelasnya.