• Home
  • Berita
  • Siput Pemakan Daging Ditemukan di Papua Nugini

Siput Pemakan Daging Ditemukan di Papua Nugini

Redaksi
Jan 13, 2024
Siput Pemakan Daging Ditemukan di Papua Nugini
Jakarta -

Papua Nugini mungkin hanya mencakup kurang dari 1% luas daratan Bumi. Namun wilayah ini lebih dari cukup untuk mengimbangi keanekaragaman hayati. Penemuan terbaru yang dilakukan di hutan terpencil Papua Nugini mengungkap 9 spesies baru siput darat berukuran kecil namun gigitannya besar.

"Meskipun hutan di Papua Nugini kaya, siput darat asli relatif tidak diambil sampelnya di sana. Kami tidak mengetahui semua yang ada di luar sana," kata John Slapcinsky, penulis utama studi yang menjelaskan spesies baru tersebut, dikutip dari IFL Science, Sabtu (13/1/2024).

"Kebanyakan orang mungkin tidak menyadari betapa kurang dikenalnya sebagian besar hewan invertebrata, meskipun 95-99% dari seluruh hewan adalah invertebrata. Anda bisa pergi ke suatu tempat, melihat-lihat selama beberapa bulan dan menemukan segala macam hal yang belum pernah dijelaskan sebelumnya," jelasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itulah yang dilakukan Slapcinsky dan rekannya. Selama sembilan ekspedisi antara tahun 2002 hingga 2012, masing-masing berlangsung selama satu bulan, para peneliti melakukan perjalanan dengan berjalan kaki melewati pegunungan terjal menuju hutan terpencil. Di sana, mereka menyisir tanah dan dedaunan yang berguguran, mengumpulkan lebih dari 19.000 siput di lebih dari 200 lokasi.

Dari sampel tersebut, sembilan spesies baru muncul, semuanya memiliki cangkang melingkar rapat, berwarna coklat, beberapa bahkan mempunyai aksen emas yang mirip api. Semuanya termasuk dalam genus Torresiropa, bagian dari keluarga Rhytididae yang lebih luas, dan seperti saudara mereka, memiliki gigi tajam berbentuk belati.

Meskipun para peneliti tidak mengamati mereka sedang makan, kombinasi bentuk gigi mereka dan fakta bahwa anggota Rhytididae lainnya adalah karnivora atau pemakan daging, menunjukkan bahwa spesies baru ini juga merupakan predator.

Foto: Florida Museum/Jeff Gage

Spesies baru Torresiropa juga berukuran cukup kecil meskipun mereka cenderung bersifat karnivora. Hal ini membuat keberadaan mereka di tengah hutan lebat semakin mengesankan.

Saat ini, tidak terdapat cukup data untuk membuat penilaian yang akurat atau dapat diandalkan mengenai status konservasi spesies siput baru tersebut, meskipun para peneliti telah membuat beberapa spekulasi.

"Spesies siput baru ini ditemukan di daerah yang masih memiliki vegetasi asli dan tampaknya masih hidup dengan baik, namun mereka dapat dengan mudah terancam punah jika keadaan berubah," kata Slapcinsky.

Siput darat diketahui telah menyebabkan sekitar 40% kepunahan yang tercatat sejak tahun 1500an dan hutan Papua Nugini memberikan peluang menarik bagi para penebang pohon yang dapat membahayakan spesies baru ini.

"Ketika habitatnya terancam, siput seringkali kurang beruntung karena mereka tidak bisa kemana-mana," jelas Slapcinsky.

Masih belum jelas apakah penggundulan hutan merupakan ancaman bagi moluska kecil pemakan daging ini. Namun, penemuan mereka tetap menjadi gambaran penting mengenai keajaiban yang dapat ditemukan di ekosistem planet kita yang belum tersentuh.



Simak Video "Ilmuwan China Temukan Spesies Baru saat Menyelidiki Sumber Air "
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)
back to top