• Home
  • Berita
  • Seperti Latah, Aneka Perusahaan Ramai-ramai Menggarap AI

Seperti Latah, Aneka Perusahaan Ramai-ramai Menggarap AI

Redaksi
Mar 06, 2023
Seperti Latah, Aneka Perusahaan Ramai-ramai Menggarap AI
Jakarta -

Kecerdasan buatan, atau artificial intelligence (AI), bukan hal baru. Bahkan sebenarnya sudah ada sejak 1951, saat Arthur Samuel menulis program AI untuk prototipe IBM 701.

Namun beberapa bulan belakangan, AI menjadi sangat populer di kalangan pengguna internet. Tepatnya setelah OpenAI membuka ChatGPT untuk publik, yang membuat penggunanya semakin banyak, bahkan menjadi aplikasi atau layanan dengan pertumbuhan pengguna paling cepat dalam sejarah.

Setelahnya bisa ditebak, perusahaan lain pun berlomba-lomba ikut menggarap AI dan menggembar-gemborkannya ke publik. Meski sebenarnya mereka pun sudah menggarap AI sejak lama. Siapa saja perusahaan yang menggarap chatbot AI untuk menantang ChatGPT?

1. Microsoft
Nama Microsoft layak muncul paling pertama, karena mereka sudah merilis chatbot mirip ChatGPT lewat Bing, mesin pencari mereka yang diharapkan bisa menyaingi Google.

Sebenarnya Microsoft tak terlalu pantas disebut pesaing ChatGPT, karena mereka juga menjadi investor besar untuk OpenAI, dan chatbotnya di Bing juga menggunakan 'mesin' yang sama dengan ChatGPT.

Bedanya, Bing dianggap terlalu fleksibel sampai-sampai bisa diisengi oleh penggunanya. Misalnya saat Bing sampai marah karena dipanggil dengan nama Sydney, yang merupakan kode internal chatbot tersebut. Beberapa balasan Bing pun bisa dibilang kontroversial dan keluar dari topik.

Sampai saat ini Microsoft masih terus memperbaiki Bing dan melakukan berbagai perubahan. Misalnya membatasi lima jawaban untuk setiap topik, dan lain sebagainya.

2. Google
Lalu ada juga mbahnya mesin pencari, yaitu Google, yang sempat disebut merasa terancam karena disalip oleh OpenAI dalam merilis chatbot AI. Kabarnya Google sudah mau merilis chatbot AI sejak lama, namun masih ditahan karena satu dan lain hal.

Namun setelah ChatGPT naik daun, mereka buru-buru merilis Bard yang tampaknya belum layak dirilis ke publik. Sebabnya dalam presentasi peluncurannya, Bard memberikan jawaban yang tidak tepat.

Bard menggunakan model bahasa bikinan sendiri yang bernama LaMDA, yang dijanjikan bisa menarik informasi baru dari internet untuk memberikan informasi terkini dan berkualitas tinggi.

Saat ini Bard baru tersedia untuk sejumlah orang terbatas untuk menguji, dan dijanjikan akan tersedia lebih luas dalam beberapa minggu ke depan.

Halaman selanjutnya: Meta sampai Alibaba >>>

3. Meta
CEO Meta Mark Zuckerberg baru mengumumkan kalau Meta kini punya tim khusus yang didedikasikan untuk menggarap persona AI yang didesain untuk membantu pengguna, baik itu dalam bentuk teks maupun gambar.

Mereka sebelumnya juga sudah punya Galactica, model bahasa yang diharapkan bisa membantu peneliti dan ilmuwan untuk memberikan rangkuman dari artikel akademik, menyelesaikan hitungan matematika, dan sejenisnya.

Galactica ini dilatih menggunakan lebih dari 48 juta makalah, text book, dan berbagai bahan ilmiah lain. Namun saat dibuka ke publik secara beta pada November 2022 lalu, hasilnya mengecewakan dan banyak dikritik oleh ilmuwan. Bahkan ada yang menyebutnya berbahaya karena memberikan respon yang salah ataupun bias. Umur Galactica tak lama, beberapa hari setelah dirilis langsung ditarik oleh Meta.

4. Anthropic
Anthropic adalah perusahaan penelitian AI yang didirikan oleh mantan pegawai OpenAI pada 2021. Tujuan utamanya membuat kompetitor ChatGPT dengan nama Claude. Salah satu investornya adalah Google, yang menyuntikkan USD 300 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun pada akhir 2022 lalu.

Tujuan dari pembuatan chatbot ini menurut Anthropic adalah untuk melatih asisten AI yang lebih baik dan lebih tidak berbahaya. Sejauh ini ada platform data AI bernama Scale yang sudah mendapat akses ke Claude. Mereka menyebut Claude ini bakal menjadi kompetitor yang serius untuk ChatGPT.

5. Alibaba
Alibaba, raksasa ecommerce China ini juga tak mau kalah menggarap chatbot AI. Pada awal Februari lalu, mereka sudah menguji rival ChatGPT secara internal. Mereka disebut sudah bereksperimen dengan AI generatif sejak 2017, namun mereka tak pernah mengungkap detail lebih lanjut soal Ai tersebut.

Namun tampaknya China memang perlu membuat AI-nya sendiri, karena pemerintah China sudah menyebut ChatGPT harus diblokir di negara tersebut karena ditakutkan bisa menampilkan konten-konten yang tak boleh muncul di China.

6. Baidu
Ada juga Baidu yang mengaku siap merilis AI bernama Ernie Bot pada bulan Maret ini, yang sebenarnya sudah muncul sejak 2019 dan kabarnya sudah berevolusi menjadi chatbot mirip ChatGPT. Bahkan mereka sudah melatih Ernie, yang kepanjangannya adalah Enhanced Representation through kNowledge IntEgration, sejak 2021.

Selain perusahaan yang disebut di atas, tentu masih banyak lagi perusahaan lain yang juga ikut meramaikan. Misalnya Snapchat, You.com, Character.AI, Replika, dan lain sebagainya. Bahkan Elon Musk pun disebut sedang membujuk seorang peneliti AI kawakan bernama Igor Babuschkin yang merupakan peneliti AI yang baru meninggalkan DeepMind AI, unit AI milik Alphabet, untuk membuat laboratorium AI, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Senin (6/3/2023).

(asj/fay)
back to top