Riwayat Oppenheimer dan Apa Dia Menyesal Ciptakan Bom Atom
J. Robert Oppenheimer sedang ramai dibicarakan saat ini, di mana film biopik tentang dia, Oppenheimer, tengah tayang di bioskop dan disutradarai Christopher Nolan. Siapakan Oppenheimer yang diperankan oleh Cillian Murphy ini dan apa benar ia menyesal telah menciptakan bom atom?
Dikutip detikINET dari Smithsonianmag, dia lahir dari keluarga Yahudi di New York City pada tahun 1904. Oppenheimer lulus dengan predikat summa cum laude dari Harvard University hanya dalam waktu tiga tahun. Selanjutnya, dia meraih Ph.D dari universitas elit lain, Cambridge University.
Saat Perang Dunia II pecah tahun 1939, Oppenheimer jadi fisikawan disegani di University of California, Berkeley. Dia jatuh cinta dengan Jean Tatlock (diperankan Florence Pugh), psikiater anggota Partai Komunis Amerika Serikat. Oppenheimer kemungkinan simpati pada tujuan komunis tapi dia tak pernah secara resmi bergabung dengan partai itu.
Kecenderungan politik Oppenheimer tak mencegahnya direkrut awal 1942, untuk proyek rahasia yang disahkan Presiden Franklin D. Roosevelt yang menarik ilmuwan dari seluruh negeri. Tiga tahun sebelumnya, Albert Einstein menulis surat pada Roosevelt yang memperingatkan terobosan fisi nuklir menjanjikan bom baru yang sangat kuat. Perlombaan pun terjadi untuk mencari tahu bagaimana membuatnya sebelum Jerman.
Di September 1942, Jenderal Leslie Groves yang diperankan Matt Damon, insinyur Angkatan Darat yang sebelumnya mengawasi pembangunan Pentagon, jadi kepala Project Manhattan atau Proyek Manhattan, nama untuk misi pengembangan bom atom yang diambil dari kantor pertamanya di Manhattan. Groves tahu konstruksi tapi tidak soal ilmu fisika. Nah, Oppenheimer langsung menarik perhatiannya.
"Oppenheimer adalah ilmuwan pertama yang ditemui Groves," tulis Kai Bird dalam buku American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer. Bulan Oktober 1942, Groves pun menunjuk Oppenheimer sebagai direktur ilmiah proyek tersebut.
Operasi pemerintah membawa ratusan dan akhirnya ribuan ilmuwan, warga sipil, dan personel Angkatan Darat ke sebuah lokasi di Los Alamos, New Mexico dan dipimpin Oppenheimer yang kala itu berusia 38 tahun.
Lab Oppenheimer hanya salah satu bagian dari Proyek Manhattan. Dibangun di lokasi bekas sekolah, Los Alamos adalah salah satu dari tiga kota rahasia yang dibangun pemerintah AS akhir 1942 dan awal 1943. Dua lainnya, Oak Ridge, Tennessee, dan Hanford, Washington, menampung sebagian besar tenaga kerja, mempekerjakan sekitar setengah juta orang antara tahun 1942 dan 1945.
Di Los Alamos, Oppenheimer ternyata pemimpin berbakat. "Dia punya suara yang sangat khas yang sangat lembut. Kamu harus mendengarkan dengan sangat hati-hati, tapi dia menarik," cetus Bird.
Desain awal bom yang dikenal sebagai Thin Man, dibatalkan pada Juli 1944. Akhirnya, ditetapkan dua desain bom yang bisa dipakai, disebut Fat Man dan Little Boy. Pada pukul 5:29 pagi 16 Juli 1945, tiga tahun kerja mencapai puncak dengan peledakan nuklir pertama dalam sejarah. Disebut tes Trinity, ledakan itu menerangi perbukitan gurun New Mexico.
Oppenheimer terlihat kurus kering. Ia kehilangan berat badan selama proyek dan selama hitungan mundur uji coba, dia dilaporkan hampir tak bernapas. Dia dilaporkan mengatakan sesuatu semacam "Itu berhasil".
Bom atom dijatuhkan dan penyesalan Oppenheimer>>>
6 Agustus 1945, bom Little Boy dijatuhkan di kota Hiroshima, Jepang. Tiga hari kemudian, Fat Man menghancurkan Nagasaki. Estimasi kematian akibat dua pemboman itu bervariasi, dari sekitar 110.000 hingga mendekati 210.000. Pada 15 Agustus, Kaisar Hirohito mengumumkan Jepang menyerah.
Sesudahnya, Oppenheimer memang menyatakan penyesalan. Oktober 1945, dia memberitahu Presiden Harry S. Truman: "Mr. Presiden, saya merasa tangan saya berlumuran darah." Opini publik juga mulai berbalik. Sebuah artikel tentang dampak bom itu muncul di media New Yorker, menyadarkan banyak orang Amerika untuk pertama kali akan kengerian yang ditimbulkannya.
Truman pun meminta mantan Sekretaris Perang Henry Stimson untuk membela penggunaan bom dalam artikel majalah Harper yang diterbitkan Februari 1947. Disebut bahwa keputusan menggunakan bom dibuat hati-hati dan bahwa bom itu mencegah invasi darat Sekutu ke Jepang yang diestimasi akan menelan lebih dari sejuta korban, hanya untuk pasukan Amerika.
"Artikel itu benar-benar menetapkan sejarah bagi kebanyakan orang Amerika untuk generasi berikutnya. Dan narasinya adalah, 'Oh, itu keputusan yang sulit. Itu sungguh mengerikan. Tapi itu perlu dan mungkin menyelamatkan satu juta nyawa orang Amerika," cetus Bird. Dengan kata lain, mayoritas rakyat AS akhirnya memaklumi tindakan itu.
Tapi Oppenheimer mulai berbicara secara terbuka tentang bahaya perang atom, bahkan saat dia masih konsultan senjata nuklir untuk pemerintah AS. Pada November 1945, dia memberi tahu audiens di Philadelphia bahwa bom itu hal yang jahat. Dia juga memberikan wawancara televisi yang dengan gamblang menjelaskan risiko perang nuklir.
Tahun 1949, sebagai kepala komite penasehat Komisi Energi Atom (AEC) yang baru dibentuk, dia menyampaikan laporan peringatan terhadap pengembangan bom hidrogen, yaitu senjata fusi yang lebih kuat daripada bom atom, yang direncanakan oleh sesama ilmuwan Proyek Manhattan. "Bom super bisa jadi senjata genosida," tulis Oppenheimer.
Pada akhirnya, pemerintah AS bisa dikatakan memberhentikan Oppenheimer. Salah satu kata-kata penyesalannya yang kemudian terkenal adalah saat tayangan dokumenter di NBC News pada tahun 1965. "Sekarang aku menjadi kematian, penghancur dunia," kata Oppenheimer kala itu.
(fyk/afr)