Review Lensa 7Artisans 10mm f/3.5: Lensa Ultrawide Compact dan Terjangkau

Lensa 7Artisans 10mm f/3.5 yang satu ini punya beberapa keunggulan yang sangat menarik, sangat compact, lebar, dan murah meriah. Lensa yang dijuluki lensa cookie atau biskuit ini, dirancang untuk kamera mirrorless bersensor APS-C, dan tersedia untuk berbagai sistem kamera: Sony E-mount, Fujifilm X-mount, Nikon Z-mount dan micro four thirds.
Saat dipasang di kamera APS-C seperti Sony ZV-E10 yang diuji penulis, jarak fokus 10 mm ekuivalen dengan 15mm, tergolong ultra lebar, sedangkan kalau di micro four thirds 20mm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Enche Tjin |
Dari desainnya, kita bisa lihat kemiripannya dengan lensa-lensa zaman film. Memang, lensa ini secara desainnya mirip lensa manual fokus era 70-an. Bentuk dan ukurannya mengingatkan saya pada lensa Pentax 21mm, dan indikator jarak dan warnanya mengingatkan saya pada lensa SLR Nikon F. Panjangnya 3,4cm, filter threadnya kecil sekali, 37mm. Bentuk lensanya tipis dan mengerucut.
Review Lensa 7Artisans 10mm f/3.5 Foto: Enche Tjin |
Foto: Enche Tjin |
Aperture ringnya sangat tipis, dan pemberhentiannya setiap 1 stop dari f/3.5 sampai f/22. Meskipun demikian, aperture ring ini clicky, beda dengan lensa-lensa murah 7Artisans lain yang biasanya clickless.
Fitur ini bisa dianggap plus dan minus, bagi fotografer mungkin clicky seperti ini bagus, tapi kalau videografer yang kadang ingin mengontrol cahaya lewat aperture jadi kurang oke. Tapi saya rasa lensa ini memang dirancang untuk fotografi, karena focus breathing lensa ini juga lumayan terasa saat menggunakan manual focus.
Bukaan lensa 10mm ini tidak mewah, hanya f/3.5 tapi lensa-lensa semacam ini memang dibuat untuk ruang tajam yang cukup dalam, seperti untuk arsitektur dan pemandangan, bukan untuk kondisi gelap atau membuat latar belakang blur seperti lensa telefoto/portrait.
Kualitas gambar
Pada umumnya, hasil foto dengan lensa ini cukup tajam, namun bukan di tingkat profesional. Hal ini bisa dimaklumi mengingat lensa ini ukurannya compact dan harganya sangat terjangkau untuk lensa ultrawide.
Tantangannya lebih ke bagaimana memperoleh fokus yang tepat. Terkadang, fokus sulit didapatkan dengan 100% akurat karena kontras lensa tidak begitu tinggi dan ruang tajam yang dalam. Kalau fokusnya tepat, maka hasil gambar tajam terutama bagian tengah foto, di bagian tepi foto tidak begitu tajam kecuali menggunakan bukaan kecil seperti f/8-f/11.
Flare dan ghosting bisa muncul saat berhadapan dengan cahaya Matahari langsung. Ada yang menyukai efek seperti ini karena kesannya lebih dramatis, tapi terkadang tidak muncul.
Dalam kondisi tertentu, hasil foto juga bisa terlihat kurang begitu kontras, dan menurut saya editing dibutuhkan untuk membuat hasil foto lebih menarik.
Seperti biasa, lensa ultra lebar biasanya cembung atau barrel distortion, tapi bisa dikoreksi dengan lens profile yang disediakan oleh 7Artisans. Setelah dikoreksi, distorsi banyak berkurang dan vinyet menghilang, bagian tepi foto jadi terang.
Sebelum dikoreksi. Foto: Enche Tjin |
Setelah dikoreksi. Foto: Enche Tjin |
Bagi pecinta foto malam, mungkin akan menyukai bentuk bintang di lampu-lampu kecil, yang sering diistilahkan 'sunstar'. Lensa ini bisa membuat sunstar yang cukup menarik di bukaan kecil seperti f/8-16. Jadi, yang hobi foto pemandangan malam bisa menghasilkan foto yang menarik.
Foto: Enche Tjin |
Crop dari foto di atas. Foto: Enche Tjin |
Foto: Enche Tjin |
Crop dari foto di atas. Foto: Enche Tjin |
Review Lensa 7Artisans 10mm f/3.5 Foto: Enche Tjin |
Kesimpulan
Lensa manual fokus 7Artisans 10mm f/3.5 ini sangat compact, tapi manual fokus kadang agak merepotkan. Bagi fotografer yang budget-nya terbatas, dan tidak berkenan membawa lensa ultra lebar yang besar dan relatif mahal, lensa ini akan sangat cocok, karena beratnya hanya 125 gram dan tidak makan tempat. Lensa 7Artisans 10mm f/3.5 telah tersedia dengan harga USD 99 atau sekitar Rp 1,6 juta.
Video: Motorola G86 Power, HP Rp 4 Jutaan dengan Baterai Jumbo
Video: Motorola G86 Power, HP Rp 4 Jutaan dengan Baterai Jumbo
(rns/fay)