• Home
  • Berita
  • Review JBL Tour Pro 2, TWS Kok Punya Layar?

Review JBL Tour Pro 2, TWS Kok Punya Layar?

Redaksi
Sep 03, 2023
Review JBL Tour Pro 2, TWS Kok Punya Layar?
Daftar Isi
  • Kualitas suara
  • Noise canceling
  • Fitur
  • Dimensi dan daya tahan baterai
  • Harga dan kesimpulan
Jakarta -

Saat JBL merilis Tour Pro 2, yang mengedepankan layar pada casingnya, saya punya pertanyaan besar, yaitu: buat apa sih layar di casing TWS? Sekadar gimmick atau memang berguna?

Namun setelah menjajalnya dalam waktu kurang lebih sebulan, menurut saya layar ini cukup berguna, alias tak sekadar gimmick. Meski memang masih ada masalah besar lain, setidaknya untuk saya, untuk menjadikan Tour Pro 2 sebagai TWS utama. Apa itu? Yuk simak ulasan di bawah.

Kualitas suara

Suara menjadi bahasan pertama, karena di balik banyaknya fitur yang ada di Tour Pro 2, ini tetaplah sebuah earphone. Jadi, suara merupakan aspek penting.

Bagi saya yang cukup picky dalam memilih earphone, Tour Pro 2 terbilang layak dari sisi suara. Tak ada keluhan besar, meski tak terlalu istimewa juga suaranya mengingat ini adalah perangkat nirkabel.

Bass-nya cukup punchy, namun tidak berlebihan sampai menutupi mid dan treble-nya. Detail suara terbilang jernih untuk perangkat nirkabel. Oh ya, soundstage-nya cukup luas. Mungkin ini TWS dengan soundstage terluas yang pernah saya jajal. Tentu masih jauh dibanding earphone, apalagi headphone, kabel, ya.

Saya memilih untuk tak mengaktifkan equalizer. Namun jika diperlukan, ada beberapa preset equalizer yang bisa dipilih dari layar di casingnya. Yaitu jazz, vocal, bass, club, dan studio.

Kualitas suara sebuah earphone ditentukan oleh seberapa rapat earphone itu bisa masuk ke telinga. Tour Pro 2 ini punya bodi earphone yang terbilang besar, namun tidak terlihat besar saat dipakai. Bodinya yang besar ini mungkin akan jadi masalah untuk orang dengan telinga, terutama bagian concha, kecil.

Untungnya Tour Pro 2 masih muat di telinga saya meski sangat ngepas. Ini membuat saya tak bisa lama-lama memakai Tour Pro 2, karena akan menjadi tak nyaman. Namun memang tak banyak earphone yang bodinya kecil dan nyaman dipakai dalam waktu lama, salah satunya Airpods Pro.

Soal codec, hanya ada dua pilihan. Yaitu AAC dan SBC. Codec LE Audio (lewat Bluetooth 5.3) juga sebenarnya didukung, namun setelah diperbarui firmwarenya. Untuk pengguna Android, Tour Pro 2 juga mendukung Google Fast Pair.

Noise canceling

Ini faktor terpenting kedua dari sebuah TWS yang dilengkapi active noise cancelation (ANC). Dan, Tour Pro 2 cukup sukses "membungkam" suara rel kereta saat dipakai di KRL, dengan catatan eartipsnya bisa menutup sempurna di dalam telinga. JBL menyediakan tiga ukuran eartips di paket penjualan.

Ada empat mikrofon yang dipakai untuk memantau suara dari luar dan menjalankan fitur ANC ini. Sementara untuk keperluan menelpon, ada dua mikrofon tambahan, juga untuk fitur Talk Through. Namun sayangnya, suara yang dihasilkan tetap seperti robot. Di aspek ini, menurut saya belum ada yang mengalahkan kualitas Transparency mode di AirPods Pro (dan penerusnya).

Ada juga pilihan Ambient Sound agar earphone bisa "memasukkan" sedikit suara dari luar, juga VoiceAware agar pengguna bisa mendengar suara sendiri, untuk menghindari berbicara terlalu kencang saat sedang memakai Tour Pro 2.

Fitur

Nah, di bagian ini, Tour Pro 2 bakal unggul dari banyak pesaingnya. Ini karena fitur-fitur yang dihadirkan sangat banyak, terutama lewat layar yang ada di casingnya.

JBL Tour Pro 2 Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati

Salah satu fitur menariknya adalah Personal Sound Amplification, yaitu melakukan amplifikasi atau memperbesar suara sekitar. Mungkin seperti alat bantu dengar.

Fitur-fitur lainnya adalah wireless charging, IPX5, sensor pendeteksi telinga, spatial sound, dan Find My Buds (yang akan menyalakan suara berfrekuensi tinggi untuk membantu mencari earphone yang tercecer).

Ada juga Bluetooth Multipoint, sebuah fitur yang menurut saya sangat penting dan jarang ada di TWS ataupun headphone Bluetooth lain. Dengan fitur ini, Tour Pro 2 bisa terhubung ke banyak perangkat sekaligus, misalnya laptop dan ponsel, dan menerima "kiriman" suara dari keduanya secara bergantian.

Terakhir tentunya adalah casing pintar yang dilengkapi touchscreen. Lewat casing ini pengguna bisa mem-pause/play dan mengganti lagu, mengganti equalizer, mengaktifkan noise canceling, mengatur volume, sampai memfungsikan layarnya sebagai senter.

Fitur-fitur tersebut bisa diakses dari aplikasi JBL di ponsel, dan beberapa di antaranya bisa diatur langsung dari earphone, seperti play/pause dan mengganti lagu (di earphone kanan), dan mengatur mode noise canceling (di earphone kiri). Jadi redundan, memang.

Mungkin maksud JBL lewat smart case ini pengguna tak perlu mengambil ponsel dari kantong untuk melakukan pengaturan yang diinginkan, tapi tetap saja, pengguna tetap perlu mengambil smart case ini dari kantong, kan?

Dimensi dan daya tahan baterai

Lalu sampailah kita pada kelemahan utama dari Tour Pro 2, yaitu dimensi. Saya, yang biasanya menggunakan AirPods Pro sebagai TWS harian, biasa menyimpan casing AirPods itu di kantong kecil pada celana jeans.

Ini jadi masalah saat menggunakan Tour Pro 2 karena dimensi smart case ini sangatlah besar. Lebarnya memang relatif sama dengan casing AirPods Pro, namun lebih tinggi, dan jauh, jauh lebih tebal. Sama sekali tidak muat di kantong kecil celana jeans, dan sangat menonjol saat dikantongi di kantong yang besar.

JBL Tour Pro 2 dan AirPods Pro Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati
JBL Tour Pro 2 dan AirPods Pro Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati

Memang, di casing yang besar ini tersimpan baterai yang besar juga. JBL mengklaim kalau earphonenya bisa tahan selama 10 jam (8 jam dengan ANC), dan casingnya menyimpan daya untuk pemakaian 30 jam (24 jam dengan ANC).

Klaim itu tak berlebihan, saya memakai Tour Pro 2 dari Senin-Jumat dengan durasi pemakaian setidaknya 2x1 jam, dan pada akhir minggu baterainya masih tersisa 70%. Secara teoritis, dengan pemakaian seperti ini, baterainya baru perlu diisi ulang lewat port USB-C-nya setelah tiga minggu pemakaian.

Pengisian baterai dari kosong sampai penuh membutuhkan waktu kurang lebih dua jam. Namun pengisian 15 menit bisa memberikan daya tahan baterai selama empat jam.

Harga dan kesimpulan

JBL Tour Pro 2 adalah TWS yang sangat mumpuni, wajar memang jika melihat harganya yang mencapai Rp 5 juta. Namun dengan harga setinggi itu, fitur yang didapat memang berlimpah, dan kualitas suara yang mumpuni. Kualitas suaranya ini bahkan bisa saja lebih baik saat sudah didukung oleh codec LE Audio dan LC3.

Namun apakah Anda memang membutuhkan semua fitur-fitur tersebut?



Simak Video "Unboxing Realme GT 2 Pro, Spek Gahar Harga Rp 10 Juta"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/rns)
back to top