• Home
  • Berita
  • Rapidus, Perusahaan Jepang yang Incar Samsung dan TSMC

Rapidus, Perusahaan Jepang yang Incar Samsung dan TSMC

Redaksi
May 12, 2023
Rapidus, Perusahaan Jepang yang Incar Samsung dan TSMC
Jakarta -

Ada sebuah perusahaan asal Jepang bernama Rapidus yang berencana menjadi pesaing Samsung, TSMC, dan Intel. Mereka berencana memproduksi massal chip 2nm pada 2027.

Rapidus adalah perusahaan yang dibentuk pada Agustus 2022, sebagai perusahaan yang disuntik dana oleh pemerintah Jepang. Cikal bakalnya adalah pernyataan pemerintah Jepang pada 2021 yang mengaku akan memprioritaskan industri semikonduktor lokal.

Langkah ini menjadi prioritas karena mereka pernah menjadi pemain dominan di pasar global. Namun kini Jepang tertinggal dari Taiwan lewat TSMC dan Korea Selatan lewat Samsung dan SK Hynix.

Padahal saat ini Jepang punya banyak pabrik chip, malah paling banyak dibanding negara lain. Namun masalahnya mereka tertinggal dalam hal memproduksi massal chip generasi terbaru.

Market share chip buatan Jepang merosot dari 50% pada tahun 1988 menjadi 9% pada tahun 2022, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Jumat (12/5/2023).

Meski begitu, veteran industri chip Tetsuro Higashi yang juga chairman Rapidus meyakini kalau ia bisa membuat perusahaan semikonduktor yang bisa menyaingi TSMC dan Samsung dalam waktu empat tahun saja. Higashi, yang kini berusia 73 tahun, yakin kalau Jepang punya kemampuan untuk menyegarkan industri chipnya.

Saat pertama dibuat, Rapidus diberi tugas untuk mengembangkan prototipe chip 2nm pada akhir 2025. Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Rapidus meminta bantuan dari IBM untuk mengakselerasi penelitian dan pengembangannya. IBM dipilih karena mereka punya paten semikonduktor yang sangat banyak, juga jadi perusahaan pertama yang memamerkan desain chip 2nm pada 2021 lalu.

Rapidus dipimpin oleh dua orang veteran industri semikonduktor, Higashi (sebelumnya memimpin Tokyo Electron) dan Atsuyoshi Koike (sebelumnya memimpin Western Digital di Jepang). Investornya pun banyak, misalnya Kioxia (sebelumnya bernama Toshiba Memory), Sony, Toyota Motor, Denso, NEC, NTT, Softbank, dan Mitsubishi UFJ Bank.

Pemerintah Jepang juga tentu memberikan subsidi yang sangat banyak untuk Rapidus. Dan dengan kerja samanya bersama IBM, terlihat pemerintah Jepang sudah cukup melonggarkan egonya, yang biasanya tidak mau bekerja sama dengan organisasi dari negara lain untuk usaha semacam ini.

Higashi menyebut Rapidus berencana punya pabrik canggih yang beroperasi penuh pada 2027. Biaya yang dibutuhkan tak tanggung-tanggung, mencapai USD 52 miliar, yang kebanyakan didapat dari subsidi pemerintah. Lokasi yang dipilih untuk pabrik itu kemungkinan adalah Chitose, kota yang berlokasi 36 km dari Sapporo, ibukota Prefektur Hokkaido.

Lokasi pabrik ini harus dipilih dengan tepat, pasalnya industri chip membutuhkan pasokan air bersih yang bisa diandalkan. Chitose dipilih karena punya sumber air yang mencukupi serta bisa menggunakan energi terbarukan untuk operasional pabrik.

Meski begitu, perusahaan rantai pasokan masih perlu diyakinkan karena mereka kebanyakan berlokasi di Prefektur Kumamoto, tempat TSMC membangun pabrik chip bersama Sony.

Sebagai anak baru di industri chip, Rapidus punya rencana besar. Mereka hanya mau memproduksi chip dengan proses terkini. Mereka tak tertarik menggarap chip dengan proses yang lebih jadul namun sudah lebih matang. Menurut Higashi, mereka tak akan bisa melawan Samsung dan TSMC dalam hal volume produksi (untuk chip yang sudah matang), karena itu Rapidus harus berfokus pada chip dengan proses terbaru.



Simak Video "Samsung Galaxy A34 5G, Spesifikasi Meningkat tapi Harga Lebih Murah"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/fay)
back to top