• Home
  • Berita
  • Perlombaan Antariksa di 2022, Rusia: Bye Bye Stasiun Luar Angkasa

Perlombaan Antariksa di 2022, Rusia: Bye Bye Stasiun Luar Angkasa

Redaksi
Dec 27, 2022
Perlombaan Antariksa di 2022, Rusia: Bye Bye Stasiun Luar Angkasa

Seiring perkembangan dan kian canggih teknologi luar angkasa, perlombaan menuju antariksa makin gencar dalam beberapa tahun terakhir. Di tahun 2022, sejumlah negara mencatat pencapaian baru dalam persaingan ini.

Ke depan, luar angkasa diprediksi akan makin hiruk pikuk dengan banyaknya misi eksplorasi. Tak hanya negara-negara langganan ke luar angkasa seperti Amerika Serikat (AS), Rusia, dan Eropa, tetapi akan makin banyak pemain yang relatif baru di persaingan ke antariksa akan mengejar dengan cepat seperti China, Arab Saudi, India, dan Korea Selatan.

Berikut adalah catatan sepanjang 2022 dalam perlombaan ke luar angkasa, dirangkum detikINET dari berbagai sumber.

Tiga astronaut China kembali ke Bumi setelah menyelesaikan misi selama enam bulan di stasiun luar angkasa China, pada Minggu (4/12) sekitar pukul 20.00 waktu setempat.

Ketiganya dikirim ke luar angkasa pada Juni lalu untuk menyelesaikan pembangunan stasiun luar angkasa Tiangong. Mereka menumpang kapsul yang berangkat dari modul Shenzhou dan menempuh perjalanan selama sekitar sembilan jam.

Misi Shenzhou-14 yang terdiri dari astronaut Chen Dong, Liu Yang, dan Cai Xuzhe berjalan dengan sukses. Stasiun luar angkasa Tiangong dirancang sebagai laboratorium di orbit ala stasiun luar angkasa ISS yang saat ini dioperasikan oleh AS dan Rusia. Selama satu dekade ke depan, China berencana mengirimkan dua misi berawak ke Tiangong tiap tahunnya.

Pesawat antariksa NASA, Artemis 1 Orion, tiba di Bulan pada 22 November. Sempat hilang kontak selama kurang lebih 34 menit dalam manuver Artemis 1 Orion berhasil terhubung kembali saat sinyal sudah pulih, dan pesawat pun mengirimkan gambar Bumi di kejauhan.

Karena merupakan penerbangan uji coba, tidak ada astronaut ikut di dalamnya. Sebagai gantinya, terdapat tiga manekin dengan ribuan sensor. "Sensor tersebut memperoleh gambaran apakah lingkungannya akan baik-baik saja bagi manusia," kata astronaut NASA Zena Cardman.

Apabila penerbangan ini berjalan dengan baik, para astronaut akan bergabung dalam perjalanan berikutnya, pertama-tama ke orbit mengelilingi Bulan. Setelahnya, misi Artemis edisi ketiga akan membawa wanita pertama dan orang non-kulit putih pertama ke permukaan Bulan.

Pesawat Double Asteroid Redirection Test (DART) milik NASA yang ditabrakkan ke arah asteroid di bulan September, berhasil mendorong targetnya. Asteroid itu kini mengorbit dengan lebih cepat dan menandakan pertama kalinya manusia berhasil mengubah pergerakan objek luar angkasa.

Pesawat ditabrakkan ke asteroid Dimorphos pada 26 September 2022, tapi NASA tidak tahu apakah asteroid itu berhasil digerakkan atau tidak. Pesawat itu menabrak Dimorphos yang berjarak 10,9 juta km dari Bumi dengan kecepatan 22.000 km/jam.

NASA meluncurkan misi DART ke asteroid Dimorphos sebagai bagian dari uji coba 'mencegah kiamat' atau pertahanan Bumi dari ancaman asteroid berbahaya. Meski begitu, Dimorphos dan Didymos sebenarnya bukan asteroid yang mengancam kehidupan di Bumi.

Teleskop Luar Angkasa James Webb senilai USD 10 miliar baru memulai operasi ilmiahnya di bulan Juli 2022. Teleskop terkuat itu sudah menunjukkan kapasitasnya untuk mengungkapkan detail baru yang mengesankan tentang alam semesta kita.

James Webb tak henti mengundang decak kagum lewat gambar-gambar terbaru yang berhasil ditangkapnya dan makin membuka wawasan tentang alam semesta kita. Citra yang ditangkap James Webb bahkan dipamerkan NASA ke khalayak, salah satunya lewat billboard raksasa di Time Square, New York sehingga kian menarik perhatian publik.

Gambar-gambar James Webb yang dirilis NASA antara lain termasuk citra galaksi pada tahap pematangan yang lebih jauh dari yang diperkirakan. James Webb baru-baru ini juga mencitrakan apa yang disebut Pilar Penciptaan. Penangkapan gambar itu dinilai sebagai pertunjukan brilian dari kemampuan James Webb untuk mengintip alam semesta melalui awan debu dan wilayah gambar ruang tempat bintang-bintang baru lahir.

Sebagai salah satu dampak konflik Rusia-Ukraina, badan antariksa Rusia, Roscosmos mengumumkan hengkang dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Mereka secara resmi menyatakan tidak akan lagi bekerja dengan mitra global untuk melakukan penelitian ilmiah di ISS.

Konflik Rusia-Ukraina menciptakan keretakan serius antara Rusia dan negara-negara Barat terutama dengan AS, dan ikut berimbas pada hubungan kerja sama terkait keantariksaan.

Tak hanya itu, Rusia pun memutuskan untuk berhenti memasok mesin roket ke AS. Roscosmos juga akan menghentikan servis mesin roket yang sebelumnya dikirim ke AS. Hingga saat ini, AS masih memiliki 24 mesin dan Rusia berniat membiarkannya karena tidak mau lagi memberikan bantuan teknis kepada AS.

back to top