Penyakit Misterius Menyebar di Nigeria, Sudah Ada Korban Jiwa

Empat orang meninggal dunia dan lebih dari 150 orang telah tertular penyakit misterius di Nigeria. Sejauh ini semua kasus ditemukan di Sokoto, wilayah barat laut negara tersebut.
Penyelidikan sedang dilakukan oleh pejabat kesehatan untuk mengetahui penyebab wabah tersebut. Pasien juga mengalami demam, muntah, dan pembengkakan perut.
Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nigeria (NCDC), Dr Jide Idris, mengatakan bahwa tim tanggap cepat telah dikirim ke wilayah tersebut sebagai akibat dari kasus-kasus tersebut, dan pertama kali diberitahu tentang anak-anak yang menderita penyakit tersebut pada tanggal 21 Maret.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar pasien adalah anak-anak berusia antara empat hingga 13 tahun, namun ada juga orang dewasa yang terkena dampak dari total 164 kasus.
"NCDC mengerahkan Tim Respon Cepat Nasional untuk bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk menyelidiki lebih lanjut dan merespons insiden ini. Sejauh ini, total 164 kasus dugaan telah teridentifikasi," ujarnya dalam konferensi pers, dikutip dari Mirror, Jumat (19/4/2024).
Sayangnya, empat kematian telah tercatat di antara kasus-kasus yang dicurigai. Insiden serupa sebelumnya didokumentasikan pada tahun 2023, juga tanpa diagnosis pasti.
"Dua kasus yang dicurigai saat ini dirawat di Uthman Dan Fodio University Teaching Hospital di Sokoto, dan satu kasus telah dipulangkan karena gejalanya membaik. Empat kasus yang diduga lainnya juga dirawat di Rumah Sakit Umum Isa, sementara sekitar 130 kasus juga menerima perawatan baik di Pusat Layanan Kesehatan Primer atau perawatan di rumah di LGA (wilayah pemerintah daerah) yang terkena dampak," kata Dr Idris.
Ia mengatakan bahwa sampel darah di antara pasien menunjukkan tingginya kadar logam timbal dan kromium yang mengarah pada penyelidikan terhadap praktik pertambangan dan pertanian setempat.
"Dalam hal ini, berbagai sampel bahan juga telah diambil dan dikirim untuk dianalisis, termasuk darah, cairan perut, sampel lingkungan seperti tanah dan air, produk pangan lokal termasuk sayuran dan biji-bijian, zat dan bahan yang digunakan untuk makanan dan minuman, pestisida dan bahan kimia yang digunakan dalam senjata lokal," tambahnya.
Hal ini terjadi ketika Nigeria menderita wabah demam Lassa dengan lebih dari 150 kematian tercatat di negara itu tahun ini setelah ratusan orang meninggal karena penyakit tersebut pada tahun 2023. Demam Lassa adalah penyakit hemoragik virus akut yang disebabkan oleh virus Lassa.
Penyakit ini terutama ditularkan ke manusia melalui kontak langsung dengan hewan pengerat Mastomys yang terinfeksi, atau melalui makanan atau barang-barang rumah tangga yang terkontaminasi dengan urine atau kotoran hewan pengerat yang terinfeksi, menurut WHO.
"Virus ini ditularkan ke manusia melalui luka dan cakaran atau terhirup melalui partikel debu di udara. Penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi, tetapi hal ini jarang terjadi. Demam Lassa dapat menyebar di layanan kesehatan tanpa pengenalan dan pengobatan dini serta tanpa tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi (IPC) yang memadai," tulis WHO.
Simak Video "Kebahagiaan Orang Tua di Nigeria Sambut Kepulangan Anaknya yang Diculik"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)