Palung Terdalam Bumi Simpan 'Planet' Lain

Kedalaman laut tercatat hampir tujuh mil, dan bagian terdalamnya satu mil lebih panjang dari ketinggian Gunung Everest. Berada tujuh mil di bawah air, tulang kita akan hancur. Namun, beberapa kehidupan masih bertahan di sana. Ada "planet" lain di palung terdalam Bumi.
Sekitar 125 mil sebelah timur Kepulauan Mariana, wilayah AS di utara Guam, terletak tempat terdalam yang diketahui manusia yakni Palung Mariana. Wilayah ini merupakan depresi berbentuk bulan sabit di lantai Pasifik Barat, membentang sekitar 1.500 mil panjangnya dan lebar 43 mil.
Dikutip dari Popular Mechanics, Palung Mariana adalah zona subduksi, tempat di mana satu lempeng tektonik meluncur di bawah yang lain. Lempeng Pasifik, terdiri dari beberapa dasar laut tertua di dunia, berusia sekitar 180 juta tahun, sehingga telah mengendap lebih rendah dan terus menurun selama beberapa waktu.
Dua faktor lain berkontribusi pada kedalaman Palung Mariana yang luar biasa. Pertama, lokasinya yang terpencil berarti jauh dari sungai yang mungkin mengisinya dengan sedimen. Kedua, garis patahan memotong Lempeng Pasifik menjadi alur sempit di dekat Palung, memungkinkannya terlipat pada sudut yang lebih curam daripada di zona subduksi lainnya.
Di ujung selatan Palung Mariana, ada lembah kecil dan sempit yang dikenal sebagai Challenger Deep. Dinamakan demikian, berdasarkan ekspedisi tahun 1951 yang pertama kali mencatat kedalamannya sekitar 6,8 mil. Jika Gunung Everest ditempatkan di wilayah ini, puncaknya masih akan berada di bawah air lebih dari 1,2 mil.
Pada kedalaman hampir tujuh mil di bawah air, tekanannya sekitar 1.000 kali lebih besar dari yang kita alami di permukaan laut. Suhu air berkisar di sekitar titik beku, dan semuanya diselimuti kegelapan mutlak.
Pada tahun 2015, sebuah tim yang terdiri dari peneliti dari National Oceanic and Atmospheric Administration, U.S. Coast Guard, dan Oregon State University, menjatuhkan hidrofon (mikrofon tahan air) ke dalam Challenger Deep.
Dalam waktu 23 hari, kapasitas data perangkat sudah penuh. Setelah menganalisis rekaman, para peneliti melaporkan mendengar fenomena alam seperti gempa Bumi, topan, dan paus, serta suara buatan manusia seperti mesin perahu.
Pada tahun 1875, HMS Challenger mengukur kedalaman Challenger Deep menggunakan tali pemberat. Penemuan tersebut adalah sebuah pencapaian yang luar biasa dan terbilang keberuntungan karena angin yang tak terduga meniup kapal keluar dari jalur yang direncanakan.
Lebih dari 75 tahun kemudian, Challenger II mensurvei tempat itu menggunakan suara gema, cara yang lebih mudah dan lebih akurat untuk memetakan dasar laut. Survei ini mengkonfirmasi Challenger Deep sebagai tempat terdalam di dunia.
Hanya tiga penyelam yang pernah menjelajahi Challenger Deep. Pada tahun 1960, Jacques Piccard dan Letnan Angkatan Laut AS Don Walsh menjelajahi Challenger Deep dengan kapal selam bernama Trieste. Penyelaman pun hanya berlangsung selama 20 menit karena tekanan yang ekstrem, dan menyemburkan begitu banyak puing dari dasar laut sehingga mereka tidak sempat mengambil foto.
Tekanan di dasar Challenger Deep begitu ekstrem sehingga kalsium tidak bisa ada kecuali dalam larutan. Itu berarti, secara teoritis tulang akan larut pada kedalaman seperti itu.
Karena itu, para ilmuwan skeptis ada ikan atau vertebrata lain yang dapat bertahan hidup di sana. Namun, robot yang telah mengambil sampel air dan dasar laut Challenger Deep berhasil membawa cacing, udang, dan mikroorganisme di wilayah itu.
Paradoksnya, hanya ada jejak kehidupan di dasar Challenger Deep, namun para ilmuwan percaya kehidupan di Bumi mungkin dimulai di kedalaman ini.
Ventilasi hidrotermal yang dalam yang memuntahkan air laut yang kaya mineral seperti yang ditemukan di Palung Mariana, mungkin telah menyediakan kondisi ideal bagi asal usul kehidupan di planet kita.
Reaksi kimia yang difasilitasi oleh ventilasi ini dapat bertanggung jawab atas senyawa organik yang semakin kompleks yang akhirnya berevolusi menjadi bentuk kehidupan yang kita kenal sekarang.