Netizen Malaysia Diserang usai Kritik Pride Month di Thailand
Thailand memang dikenal sebagai negara yang terbuka untuk urusan LGBTQIA+ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Queer dan lainnya). Baru-baru ini, seorang warganet asal Malaysia diserang balasan tweet setelah mengkritik parade Pride Month di Thailand.
Lewat akun @acaiijawe, Faisal Rahim mengutarakan pendapatnya ketika melihat banyaknya mall di Thailand yang menyambut Pride Month. Pride Month adalah perayaan yang dirayakan pendukung LGBT. Pride Month berlangsung mulai 1 Juni hingga 30 Juni, didasari oleh kerusuhan di New York, 28 Juni 1969, antara polisi dan aktivis LGBT di gay bar StoneWall Inn.
"Di Bangkok, ada banyak juga mall yang sambut Pride Month. Tapi tempat-tempat ini sudah jadi pertunjukan drag queen dan geng berpakaian seksi menyolok mata menari-nari depan khalayak ramai. Anak-anak lihat sangat tidak pantas. Ini sepertinya yang mereka 'pride' kan," tulisnya dalam Bahasa Melayu.
Ketika berita ini ditulis, sudah ada lebih dari 10 juta jumlah tontonan untuk cuitan tersebut. Di bawah cuitan itu, terdapat pula balasan dari netizen yang terpecah. Ada yang pro dan tak sedikit juga yang kontra. Bagi mereka yang kontra, Rahim dianggap tidak pas mengomentari urusan negara lain.
[Gambas:Twitter]
"Bagi mereka, cinta tidak kenal gender. Tapi buat pertunjukkannya seperti tidak sesuai tema," ujar netizen yang pro.
"Sudah tahu miskin mau pergi ke negara murah untuk jalan-jalan tapi komen buruk setelah masuk rumah orang. Dasar Melayu tidak ada adab," sindir warganet.
"Pergi ke rumah orang, complain rumah orang, smart," kata @wilson***by.
Thailand disebut sebagai negara yang paling ramah untuk LGBTQ+. Bahkan, upaya untuk melegalkan aturan pernikahan sesama jenis mendekati perizinan. Di negara kelahiran artis Kpop Lalisa Manoban itu, sudah banyak orang yang terang-terangan tentang preferensi seksual mereka.
Simak Video "UU Anti-LGBT 'Ekstrem' Uganda Menuai Sorotan Dunia"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/afr)