• Home
  • Berita
  • Mungkinkah Megalodon Penguasa Lautan Masih Ada di Dunia?

Mungkinkah Megalodon Penguasa Lautan Masih Ada di Dunia?

Redaksi
Aug 07, 2023
Mungkinkah Megalodon Penguasa Lautan Masih Ada di Dunia?
Jakarta -

Dari 20 juta hingga 3,6 juta tahun yang lalu, lautan di Bumi dikuasai oleh spesies hiu raksasa yang disebut megalodon. Otodus megalodon, demikian nama ilmiahnya, memiliki ukuran gigi tiga kali lebih besar dari hiu putih besar (Carcharodon carcharias). Megalodon juga mencapai panjang 19 meter, menjadikannya predator puncak terakhir hingga punah.

Film 'Meg 2: The Trench' yang baru dirilis agaknya membuat orang menduga-duga bahwa megalodon sebenarnya masih ada. Ditambah lagi, sejumlah video TikTok dan YouTube berspekulasi tentang bagaimana mereka bisa bertahan. Mungkinkah megalodon masih hidup hingga hari ini, bersembunyi di suatu tempat di lautan?

Jack Cooper, seorang mahasiswa doktoral di Universitas Swansea di Inggris, adalah anggota Pimiento Research Group yang mempelajari keanekaragaman laut dari waktu ke waktu. Dia telah menghabiskan bertahun-tahun mempelajari megalodon, dan mengatakan dengan pasti bahwa mereka sudah punah.

"Setiap dugaan bahwa megalodon berpotensi masih ada di wilayah laut yang belum dijelajahi, adalah omong kosong berdasarkan bukti yang kredibel," katanya seperti dikutip dari Live Science, Senin (7/8/2023).

Meski sebagian besar lautan belum dijelajahi, Cooper mengatakan ada beberapa alasan mengapa megalodon masih tidak mungkin bersembunyi di lautan kita. Pertama, rantai makanan akan terlihat sangat berbeda jika spesiesnya masih hidup.

"Megalodon bukan hanya hiu pantai yang sangat besar yang pasti akan terlihat jika masih hidup sekarang, ia juga merupakan predator puncak yang lebih tinggi di jaring makanan daripada predator laut yang hidup. Dengan demikian, itu akan menjadi pengaruh besar pada ekosistem laut," jelasnya.

"Kehilangannya memiliki konsekuensi yang berjenjang. Paus, salah satu mangsa utama mereka, menjadi lebih besar setelah megalodon punah tanpa ada yang memakannya," tambahnya. "Beberapa mamalia laut terbesar saat ini seperti paus biru hanya berevolusi setelah megalodon punah. Jadi, singkatnya, jaring makanan modern sebagian dibentuk oleh kepunahan megalodon," imbuhnya.

Megalodon di Palung Mariana?

Para ilmuwan masih mempelajari beberapa wilayah lautan kita yang paling misterius dan belum terpetakan, terutama wilayah terdalam seperti Palung Mariana yang membentang hingga 10.935 m di bawah permukaan laut. Meskipun menarik membayangkan ternyata ada hiu raksasa hidup diam-diam di kedalaman, Cooper mengatakan mereka tidak akan mampu bertahan hidup di lingkungan yang tidak ramah seperti itu.

"Laut dalam akan menjadi habitat yang sama sekali tidak cocok untuk predator puncak sebesar itu," katanya. "Kami menemukan hiu laut sepanjang waktu dan tidak ada yang mendekati ukuran raksasa 20 meter. Karena megalodon kemungkinan memakan mangsa yang cukup besar, hewan yang lebih kecil itu tidak akan menjadi sumber yang bagus. Palung Mariana sebagian besar memiliki kehidupan mikroskopis yang bahkan tidak akan memberi makan satu megalodon, apalagi mendukung populasi rahasia," ujarnya.

Kenshu Shimada, ahli paleobiologi di University DePaul di Chicago yang telah mempelajari megalodon, mengatakan bahwa klaim hiu besar ini masih hidup di suatu tempat saat ini tidak pernah terbukti. Untuk memahami mengapa megalodon tidak dapat bertahan hidup di lautan saat ini, kita harus paham bagaimana ia punah. Meski penyebab pastinya belum diketahui, Shimada menyebut ada beberapa teori yang dominan.

"Beberapa hipotesis utama termasuk kepunahan karena perubahan iklim atau persaingan dengan hiu putih besar yang muncul beberapa juta tahun yang lalu . Mungkin juga kepunahan itu disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor," ujarnya.

Cooper setuju bahwa perubahan iklim mungkin menjadi alasan utama mengapa megalodon punah. Dia mengatakan kepunahan megalodon sebagian besar disebabkan oleh penurunan permukaan laut dari zaman Pliosen (5,3 hingga 2,6 juta tahun lalu).

"Pengurangan itu akan secara dramatis mempengaruhi habitat pesisir megalodon dan mangsanya," katanya. "Itu berarti lebih sedikit area bagi mereka untuk hidup dan lebih sedikit ketersediaan makanan untuk mengisi kembali sejumlah besar energi yang mereka butuhkan untuk membenarkan ukurannya yang besar dan gaya hidup predator aktif. Permukaan laut saat ini umumnya tetap jauh lebih rendah daripada Pliosen, jadi kondisi seperti itu jauh dari cocok untuk mereka."

Pada akhirnya, jika megalodon masih hidup hari ini, kita mungkin akan mengetahuinya karena mereka akan terancam perburuan seperti hiu putih besar. "Kita tentunya akan menemukan bukti megalodon yang sangat jelas," kata Cooper.

"Karena manusia membunuh sebanyak 100 juta hiu setiap tahun, dengan hiu yang lebih besar berisiko terhadap hal ini, mereka mungkin tidak akan dapat bertahan hidup daripada sebaliknya," yakinnya



Simak Video "Cerita 'Hantu Gelap' Gigi Hiu di Sukabumi yang Kini Banyak Diburu"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)
back to top