• Home
  • Berita
  • Misteri 'Jumat Tanggal 13' yang Dianggap Horor

Misteri 'Jumat Tanggal 13' yang Dianggap Horor

Redaksi
Jan 13, 2023
Misteri 'Jumat Tanggal 13' yang Dianggap Horor

Dalam takhayul orang-orang barat, Friday the 13th atau hari Jumat tanggal 13 dianggap sebagai hari sial dan kerap dihubung-hubungkan dengan hal berbau horor. Ternyata ada sejarahnya mengapa Friday the 13th dipercaya sebagai hari sial.

Ada sejumlah teori tentang mengapa Friday the 13th dianggap menyeramkan. Teori pertama dihubungkan dengan kisah Perjamuan Terakhir dalam Alkitab.

Perjamuan Terakhir dihadiri oleh 13 orang, Yesus Kristus dan 12 muridnya. Perjamuan Terakhir itu berlangsung pada Kamis Putih, malam sebelum penyaliban Yesus Kristus oleh tentara Romawi pada Jumat Agung. Karena itu, angka 13 dikaitkan dengan Yudas Iskariot, pengkhianat Kristus.

Ada juga teori yang menyebut takhayul ini berasal dari kisah mitologi Viking dari Norwegia yang membahas mengenai tamu ke-13. Konon ketika para dewa sedang mengadakan pesta makan malam, acara mereka rusak akibat kedatangan tamu ke-13 bernama Loki. Akibatnya, dunia jatuh ke dalam kegelapan dan kekacauan, umat manusia hidup sengsara.

Nah, ada beberapa upaya meneliti statistik terkait kepercayaan bahwa Jumat tanggal 13 adalah hari sial. Seperti dikutip dari IFL Science, Jumat (13/1/2022) sekelompok peneliti tertarik untuk melihat apakah mereka dapat mengukur seberapa besar kepercayaan orang terhadap takhayul tersebut, dan apakah hal ini memengaruhi perilaku mereka.

Studi ini mereka lakukan dengan mengecek arus lalu lintas dan data kecelakaan. Asumsinya adalah, orang yang percaya takhayul tersebut akan berhati-hati dalam perilaku mereka, misalnya apakah orang cenderung tidak mengemudi dan pergi berbelanja pada hari Jumat tanggal 13?.

Studi yang diterbitkan di BMJ pada tahun 1993 ini menemukan beberapa bukti tentatif bahwa orang ternyata mengubah perilaku mereka pada hari Jumat tanggal 13.

"Lebih sedikit orang yang tampaknya berkendara di jalan raya pada hari Jumat tanggal 13. Sekitar 1,4% populasi mungkin akan terdampak kepercayaan ini," tulis tim peneliti.

Uniknya, menurut penelitian tersebut, rawat inap ke rumah sakit akibat kecelakaan transportasi meningkat pada hari Jumat tanggal 13 meskipun lebih sedikit mobil di jalan.

Meskipun mereka mencatat bahwa jumlah kecelakaan yang dipelajari terlalu kecil untuk memungkinkan analisis yang berarti, mereka menyarankan studi dengan skala lebih besar untuk mendukung atau menyangkal takhayul ini.

Ada beberapa faktor yang tidak diketahui yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas jalan raya, dan ada beberapa keanehan tentang bagaimana kecelakaan di hari Jumat tanggal 13 dicatat. Mungkin saja orang yang percaya takhayul itu mengubah perilaku mereka di hari itu, yang justru membuat mereka tersugesti dan malah mengemudi dengan tidak aman.

"Jika perubahan perilaku muncul dengan meningkatnya rasa takut dan kecemasan, apalagi mengaitkannya dengan takdir, itu dapat mengurangi konsentrasi dan malah meningkatkan kemungkinan kecelakaan," kata penelitian tersebut.

Meskipun ini merupakan pemikiran yang menarik, penelitian lain yang mengamati jumlah kunjungan ke unit gawat darurat (UGD) di rumah sakit menyatakan tidak menemukan peningkatan jumlah kunjungan di 'hari keramat' tersebut.

"Meskipun ketakutan akan hari Jumat tanggal 13 mungkin ada, tidak ada peningkatan volume (kunjungan ke UGD) terjadi pada hari Jumat tanggal 13 dibandingkan dengan studi hari lainnya. Bagi staf yang bekerja di UGD, bekerja pada hari Jumat tanggal 13 seharusnya tidak berbeda dengan hari lainnya," tulis peneliti.

Jadi, kesimpulannya: tidak ada bukti nyata dan konklusif bahwa ada peningkatan kecelakaan pada hari Jumat tanggal 13. Beberapa penelitian justru memperlihatkan hal sebaliknya. Selain itu, orang-orang yang masih percaya bahwa hari Jumat tanggal 13 adalah hari sial mungkin mengalami bentuk bias konfirmasi.

back to top