Mark Zuckerberg Beralih ke Trump: Dari Berseteru Menjadi Mendukung
Washington – Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, yang sebelumnya dikenal sering berseteru dengan Donald Trump, kini menunjukkan perubahan besar dalam hubungannya dengan mantan Presiden AS tersebut. Berbeda dengan sikapnya di masa lalu, Zuckerberg kini mendukung kebijakan-kebijakan Trump dan bahkan memberikan donasi USD 1 juta untuk acara pelantikan Trump yang terbaru.
Langkah terbaru Zuckerberg, yang mengumumkan tidak lagi menggunakan pemeriksa fakta untuk konten di Facebook dan Instagram, dianggap sebagai upaya untuk memberikan ruang lebih leluasa bagi suara-suara konservatif yang mendukung Trump. Langkah ini tentunya menimbulkan berbagai spekulasi mengenai perubahan sikap Zuckerberg yang sebelumnya dikenal lebih cenderung ke sayap kiri politik.
Zuckerberg dan Dukungan kepada Trump Meskipun di masa lalu Zuckerberg kerap berseteru dengan Trump, kini hubungan keduanya semakin dekat. Pada bulan Juli 2024, Zuckerberg bahkan memuji aksi Trump yang mengangkat tangan usai ditembak, menyebutnya sebagai "aksi paling badass" yang pernah dilihatnya. Tak hanya itu, pada bulan yang sama Meta menghapus pembatasan akun Trump di Facebook dan Instagram yang sebelumnya dikenakan setelah kerusuhan di US Capitol pada Januari 2021.
Agustus 2024, Zuckerberg juga mengkritik pemerintahan Joe Biden yang dianggap menekan perusahaannya untuk menyensor konten terkait pandemi COVID-19. Selanjutnya, setelah Pilpres AS 2024 dimenangkan oleh Trump, Zuckerberg mengucapkan selamat dan bulan lalu, Meta bahkan menyumbang USD 1 juta untuk pelantikan Trump.
Pergeseran Politik Zuckerberg Langkah-langkah yang diambil Zuckerberg ini jelas mengejutkan banyak pihak, mengingat pada masa lalu ia lebih dikenal dekat dengan Partai Demokrat. Bahkan, Barack Obama pernah mengunjungi kantor Facebook, dan Zuckerberg pernah berdonasi pada politisi dari kedua partai. Namun, belakangan ini, Zuckerberg semakin mendekat dengan kalangan Republik.
Selain itu, baru-baru ini Zuckerberg juga mempromosikan kader Partai Republik, Joe Kaplan, menjadi Meta's Head of Global Policy. Tak hanya itu, Dana White, teman lama Trump, diangkat menjadi salah satu Dewan Direksi Meta.
Tanggapan Pakar dan Analisis Perubahan sikap Zuckerberg ini mendapat perhatian dari banyak pakar. Menurut Nina Jankowicz, seorang pakar disinformasi, keputusan Zuckerberg untuk mendekat kepada Trump dan mendukung kebijakan-kebijakan Republik dianggap sebagai upaya untuk "mengejar Elon Musk." Beberapa pihak menganggap langkah ini sebagai bentuk dukungan terhadap sayap kanan yang semakin menguat di dunia media sosial.
Namun, menurut sumber di Meta, Zuckerberg sendiri tidak memihak kepada satu partai. "Mark adalah eksekutif yang sangat di tengah, dia tidak partisan ke manapun. Tapi dia punya kader profesional dan eksekutif yang Republikan di perusahaan," ungkap sumber tersebut.
Kesimpulan Perubahan sikap Mark Zuckerberg terhadap Donald Trump menandakan pergeseran yang mengejutkan dalam hubungan keduanya. Dari yang sebelumnya sering berseteru, kini Zuckerberg tampaknya lebih mendekat kepada Trump dan mendukung kebijakan-kebijakan yang lebih mengarah ke sayap kanan. Tindakan ini tentunya akan terus menjadi sorotan, terutama dalam konteks peran media sosial dalam membentuk opini publik dan politik di Amerika Serikat.