Mantan Presiden PlayStation Curhat: Banyak Game Terpaksa Dibatalkan

Shuhei Yoshida menceritakan pengalamannya selama menjabat sebagai Presiden Sony Interactive Entertainment (SIE), yang membawahi PlayStation. Yaitu banyak game yang terpaksa dibatalkan pengembangannya.
Pembatalan tersebut menurut Yoshida harus dilakukan untuk menyelamatkan developer agar tak terjebak dalam sebuah proyek. Menurutnya, ini adalah bagian dari proses produksi game untuk PlayStation.
"Kami membuat prototipe, kami mengevaluasi, dan kami memutuskan apakah akan menghabiskan waktu dan sumber daya yang lebih banyak atau menghentikannya," jelas Yoshida, seperti dikutip detikINET dari Techspot, Jumat (28/4/2023).
Menurutnya, meyakinkan studio game untuk membatalkan proyek game adalah hal sulit. Terutama karena biasanya para pengembangnya sangat bersemangat untuk mengerjakan proyek tersebut. Namun keputusannya tetap di tangan Sony, jika mereka tak mau membiayai, maka proyeknya tidak akan bisa berjalan.
"Kami membatalkan game dengan jumlah sangat banyak. Saya biasanya mencoba untuk meyakinkan developer kalau saya mencoba menyelamatkan mereka dari jebakan proyek ini. Kami berusaha untuk bekerja dengan orang yang punya ide kuat, kami suka orang seperti ini, jadi mencoba untuk mengubah proyek mereka itu sangat sulit," pungkasnya.
Namun harus diakui, mengembangkan sebuah game saat ini membutuhkan biaya yang sangat besar, dan Sony hanya mau berinvestasi di judul game yang punya kesempatan besar untuk menghasilkan keuntungan.
Sebagai perbandingan, 12 tahun lalu pengembangan God of War hanya menghabiskan dana sebesar USD 44 juta. Sementara itu sekuelnya, God of War Ragnarok menghabiskan USD 200 juta. Jadi pertaruhan Sony di judul game ini akan semakin besar, terutama untuk game triple A.
Yoshida menjadi Presiden SIE sampai 2019, dan kemudian posisinya digantikan oleh Herman Hulst. Kini Yoshida memimpin Independent Developer Initiative milik Sony. Ia pun berharap Sony tetap membiayai proyek game ambisius, dan bukan hanya terpaku pada judul game yang bisa menghasilkan keuntungan.
"Industri terus berkembang, dan saya berharap ini terus mendukung dan mengejar ide kreatif dan orang-orang yang mencoba untuk membuat hal baru," tambah Yoshida.
"Anda tidak mau melihat 10 game teratas setiap tahun berisi game yang hampir sama, semua game menjadi game layanan....Hal itu membosankan untuk saya," tutupnya.
Simak Video "Sony Corp Umumkan Pergantian Presiden "
[Gambas:Video 20detik]
(asj/asj)