Kominfo Refarming Frekuensi 2,1 GHz, Internet Bisa Makin Ngebut!

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mulai melakukan penataan ulang (refarming) pita frekuensi 2,1 GHz. Hal ini dilakukan usai merger Indosat dan Tri dan ditetapkannya Telkomsel sebagai pemenang lelang frekuensi 2,1 GHz.
Dengan disetujuinya pengalihan Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) Hutchison 3 Indonesia kepada Indosat Ooredoo sebagai bagian dari penetapan persetujuan merger operator seluler keduanya menjadi Indosat Ooredoo Hutchison.
Serta Kominfo memperhatikan hasil seleksi pengguna pita frekuensi radio pada rentang 1.975-1.980 MHz berpasangan dengan 2.165-2.170 MHz yang ditetapkan kepada Telkomsel, terdapat penggunaan pita frekuensi radio 2,1 GHz yang tidak berdampingan (non-contiguous) sebagaimana divisualisasikan seperti di bawah ini.
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, salah satunya di dalam Pasal 9 ayat (1) Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2019 Optimalisasi Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio, apabila terdapat penetapan IPFR yang tidak berdampingan (non-contiguous), maka selanjutnya wajib dilakukan penataan ulang pada pita frekuensi tersebut.
"Refarming pita frekuensi radio 2,1 GHz rencananya akan dilaksanakan secara nasional dengan periode pertama akan dimulai pada hari Kamis tanggal 1 Desember 2022 dan paling lambat akan dituntaskan pada hari Selasa tanggal 7 Februari 2023," ujar Kominfo dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/12/2022).
Kebijakan refarming ini bersifat mengikat dan akan dilaksanakan oleh ketiga penyelenggara jaringan bergerak seluler (Indosat Ooredoo Hutchison, Telkomsel, dan XL Axiata) yang menjadi pemegang IPFR pada pita frekuensi radio 2,1 GHz.
Kondisi penetapan pita yang berdampingan (contiguous) pada pita frekuensi radio 2,1 GHz akan memberikan banyak keuntungan dan manfaat bagi masyarakat dan pelaku usaha pengguna layanan seluler.
Manfaat refarming tersebut terkait dengan perbaikan kualitas layanan yang dapat dinikmati oleh pelanggan, baik itu layanan 4G maupun 5G terlebih pita frekuensi radio 2,1 GHz merupakan salah satu capacity band dengan bandwidth yang lebar.
Peningkatan kualitas layanan tersebut dimungkinkan karena terciptanya optimalisasi penggunaan spektrum frekuensi radio. Oleh karena spektrum frekuensi radio dapat dimanfaatkan secara optimal, maka kapasitas jaringan seluler pun akan turut meningkat sehingga mampu mengimbangi pertumbuhan traffic data yang terus bertumbuh pesat, bahkan di sejumlah titik saat ini terjadi kepadatan jaringan (network congestion).
Kominfo menyebutkan Indonesia menerapkan kebijakan netral teknologi berdasarkan pada evolusi standar teknologi International Mobile Telecommunications (IMT) untuk seluruh pita frekuensi radio yang digunakan dalam rangka menyediakan layanan seluler. Kebijakan netral teknologi tersebut juga berlaku pada pita frekuensi radio 2,1 GHz.
"Dengan kebijakan netral teknologi tersebut, operator seluler dapat lebih leluasa dan fleksibel dalam memilih teknologi IMT yang akan diimplementasikannya. Selain dapat mengimplementasikan teknologi IMT-Advanced atau yang biasa dikenal dengan istilah 4G (LTE), operator juga dapat menerapkan teknologi IMT-2020 (5G)," tutur Kominfo.
Halaman berikutnya mekanisme dan jadwal refarming pita frekuensi 2,1 GHz
Halaman 1 2 Selanjutnya lelang frekuensi 2.1 ghz refarming frekuensi 2.1 ghz operator seluler telkomsel indosat ooredoo hutchison xl axiata kominfo