• Home
  • Berita
  • Kodok Tebu Raksasa Meneror Australia

Kodok Tebu Raksasa Meneror Australia

Redaksi
Jan 25, 2023
Kodok Tebu Raksasa Meneror Australia

Australia diteror oleh kodok. Tapi ini bukan kodok sembarangan, ukurannya raksasa.

Beratnya saja mencapai 2,7 kilogram. Kemungkinan ini hewan paling jumbo yang pernah tercatat di spesiensnya.

Hewan tersebut bernama Kodok Tebu, nama ilmiahnya Rhinella Marina. Karena begitu besar, kodok tersebut dijuluki Toadzilla.

Kodok raksasa itu ditemukan oleh para polisi hutan di Taman Nasional Conway, Queensland, Australia. Melalui Twitter mereka mengaku terkejut.

Pasalnya mereka mendapati katak tebu 'monster' yang beratnya kira-kira sama dengan ayam jantan.

"Sejujurnya saya tidak percaya, saya belum pernah melihat sesuatu sebesar ini," kata Kylee Gray, seorang penjaga hutan yang dikutip detikINET dari CBS, Senin (23/1/2022). Gray menggambarkan temuan itu sebagai kodok tebu besar berkutil buruk rupa di tanah.

Ia dan rekan-rekannya menduga kodok raksasa itu betina karena kodok tebu betina tumbuh lebih besar daripada yang jantan. Sebelumnya, rekor berat kodok sejenis adalah 2,65 kilogram, ditemukan tahun 1991 di Australia juga.

Setelah menimbang beberapa hal penjaga hutan menyuntik mati kodok itu sesuai prosedur yang ada, terutama karena kerusakan lingkungan yang mereka timbulkan.

"Kodok tebu sebesar itu akan memakan apa saja yang dapat dimasukkan ke mulutnya, termasuk serangga, reptil, dan mamalia kecil," kata Gray.

Kodok tebu dianggap salah satu hama atau spesies invasif terburuk di dunia. Sekitar 2.400 kodok dilepaskan ke Queensland tahun 1935.

Saat itu pelepasan kodok sebanyak itu ditujukan untuk membantu pengendalian populasi kumbang tebu.

Tapi karena kodok tidak punya predator alami dan dapat bertelur antara 8.000 hingga 30.000 telur sepanjang tahun, mereka pun menyebar dengan sangat cepat.

Amfibi ini dikenal beracun. Menurut National Geographic, mereka mengeluarkan racun yang disebut bufotoxin yang bisa menyebabkan jantung berhenti bekerja.

"Hewan lokal yang memakan kodok tebu itu mati hampir seketika ketika mereka menggigitnya," demikian hasil penelitian di Universitas Australia Barat pada tahun 2012.

Karena racun itu juga dan tidak adanya predator alami, kodok tebu semakin merajalela.

back to top