Kesuksesan Nvidia Bikin Pegawainya Jadi Malas Bekerja

Jakarta -

Pertumbuhan Nvidia dalam beberapa tahun terakhir sangat pesat, dibandingkan awal 2024 saja saham Nvidia kini sudah melesat 167%.

Peningkatan tersebut malah lebih mengesankan jika dibanding lima tahun ke belakang, yaitu sahamnya sudah naik 3.450%, demikian dikutip dari Business Insider, Senin (24/6/2024).

Kesuksesan mereka ini membuat para pegawainya menjadi orang kaya, terutama pegawai yang sudah bergabung sejak setidaknya lima tahun lalu. Para pegawai lama Nvidia ini kemungkinan saat ini sudah bisa disebut sebagai jutawan.

Bahkan, banyak pegawai setingkat manajer kelas menengah di Nvidia saat ini mendapat penghasilan lebih dari USD 1 juta pertahun. Penyebabnya adalah sebagian dari gaji para pegawai ini dibayarkan dalam bentuk opsi saham terbatas. Dengan terus meningkatnya nilai saham Nvidia, maka "bayaran" para pegawainya ini pun ikut terkerek.

Namun hal tersebut malah membuat kinerja para eksekutif Nvidia ini menurun, dan disebut menerapkan gaya kerja "setengah pensiun". Pasalnya para eksekutif ini tampaknya sudah tidak termotivasi lagi untuk bekerja keras karena bayarannya sudah cukup tinggi.

CEO Nvidia Jensen Huang menyadari gaya kerja para eksekutif dan pegawainya ini. Ia pun menyarankan para pegawai untuk menjadi "CEO" dirinya sendiri, dan bertanggung jawab untuk menentukan etos kerjanya.

Huang pun, yang kini menjadi manusia Rp 1.900 triliun, jelas menikmati kesuksesan Nvidia. Gajinya meningkat 60% pada tahun fiskal terakhir, dan kompensasi yang ia terima mencapai USD 34,2 juta, utamanya setelah valuasi Nvidia menembus USD 3 triliun.

Tentu tak semua pegawai Nvidia merasa dirinya sudah cukup kaya. Ada seorang engineer Nvidia yang mendapat gaji tahunan sebesar USD 250 ribu, dan menurutnya gaji tinggi pegawai Nvidia itu hanya terlihat keren saat dilihat sekilas.

Menurutnya memang ada pegawai Nvidia yang cukup beruntung dan menjadi jutawan, namun itu tidak cukup. Ia bergabung ke Nvidia beberapa tahun lalu, dan hampir setengah dari gajinya diterima dalam bentuk saham terbatas.

Namun menurutnya tak semua pegawai mendapat saham terbatas dalam jumlah besar, karena ada batasan mengenai jumlah saham yang bisa diterima oleh pegawai. Bahkan, pegawai terbaik pun hanya bisa menerima 50% gaji dalam bentuk saham.

"Anda ujung-ujungnya harus menjual sahamnya untuk memenuhi kebutuhan seperti membayar pajak pribadi, pajak properti, dan berbagai pengeluaran lain," ujarnya.

(asj/afr)