• Home
  • Berita
  • Keren! Ibu 3 Anak Bikin Aplikasi Belajar untuk Bocah Disleksia

Keren! Ibu 3 Anak Bikin Aplikasi Belajar untuk Bocah Disleksia

Redaksi
Dec 16, 2022
Keren! Ibu 3 Anak Bikin Aplikasi Belajar untuk Bocah Disleksia

Banyak wanita yang memutuskan berhenti bekerja lantaran ingin fokus mengurus buah hati dan berniat kembali berkarier setelah sang anak sudah beranjak besar. Namun lantaran lama tidak menyentuh dunia kerja malah membuat tidak percaya diri untuk kembali berkiprah.

Problematika tersebut dialami Mary Santoso. Dia sempat berkarier sebagai Quality Assurance (QA) software, namun ketika melahirkan anak pertama memutuskan menanggalkan pekerjaannya tersebut.

Profesi menjadi ibu rumah tangga terus dilakoninya hingga punya tiga anak. Kesibukannya pun bertambah menjadi guru homeschooling untuk buah hatinya.

Pun begitu keinginan untuk kembali berkarier masih tetap ada. Hanya saja ada stigma di masyarakat yang membuatnya kurang percaya diri.

"Ada anggapan kalau ibu rumah tangga di Indonesia susah baliknya karena kan sudah enak. Tapi kan sebagai orang yang produktif, kita kan inginnya belajar terus. Jadi bisa kasih contoh ke anak bahwa orang yang sudah tua pun masih belajar terus," kata Mary saat berbincang dengan detikINET.

Akhirnya niatan untuk kembali bekerja tertahan. Bahkan ketika mendapat informasi soal Apple Developer Academy, meski mengaku tertarik Mary tak sat set mendaftarkan diri.

"Butuh dorongan banget saat mau apply. Karena kebayang anggapan perempuan lebih baik jaga anak, mending nyalon aja. Stigma seperti itu yang memberatkan," ujar Mary.

Namun lantaran ingin memberikan contoh pada tiga buah hatinya dan dorongan dari suami, Mary akhirnya mendaftar diri. Setelah serangkaian tes, dia diterima sebagai siswa Apple Developer Academy di Surabaya.

Bersyukur Apple Developer Academy digelar secara online imbas pandemi. Mary jadi punya waktu yang fleksibel antara mengurusi anak dan menjalani rutinitas di Academy.

Dan karena banyak siswa yang lebih muda dari dirinya, Maya mengaku ketularan semangat belajar.

"Mereka semangat belajar, jadi ikutan tertular. Jadi dorongan saya sudah sampai di sini kenapa mempergunakan waktu dengan baik untuk belajar sebanyak-banyak dengan harapan setelah setahun bisa mendapat banyak network," ungkapnya.

Alumni UCLA jurusan matematika ini makin antusias lantaran di Apple Developer Academy mengedepankan siswa untuk tidak takut membuat kesalahan saat membuat projek. Bersama mentor, kesalahan tersebut dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik.

"Kalau ada kurang di mana saling memberitahu. Kita kayak sharing knowledge dari saya ke teman dan mentor, dan sebaliknya. Ini hal yang menyenangkan dan lingkungannya," terang Mary.

WonderJack menjadi tugas akhir Maya dan rekan timnya di Apple Developer Academy. Ini adalah aplikasi bermain sembari belajar yang ramah untuk anak disleksia.

Mary mengungkap pengembangan WonderJack selama 10 minggu. Ide awal dibuatnya aplikasi WonderJack berangkat dari pandangan di masyarakat kalau anak disleksia itu tidak bisa membaca. Banyak yang kemudian memasukkan anak ke kursus belajar.

Berbekal pengalaman suami dan anak pertamanya yang mengidap disleksia, Mary sedikit banyak mengerti solusi yang tepat agar para penderita disleksia nyaman membaca.

"Disleksia itu efeknya tidak hanya saat waktu kecil, bahkan sampai mereka dewasa. Karena penanganan tidak depan waktu kecil, maka tuduhan malas dan bodoh terbawa hingga ke usia lebih dewasa jadinya memengaruhi kesehatan mental ," ungkap Mary.

Mary dan tim melakukan riset apa yang harus dilakukan agar anak dengan disleksia percaya diri sehingga nyaman untuk belajar. Ketika mereka sudah mau, mereka akan mulai belajar untuk mencoba hal yang lebih sulit.

WonderJack menghadirkan games dengan pendekatan visual spasial, seperti puzzle, supaya anak bisa enjoy menggunakan. Aplikasi ini juga didesain agar anak disleksia dapat belajar hal-hal yang mereka kurang secara mandiri.

Agar tidak selalu bergantung dengan gadget, aplikasi ini dilengkapi reflektor dan kartu-kartu. Anak-anak dapat menikmati pengalaman multi-indra saat mereka menghanyutkan diri dalam kisah Jack The Duck, bebek alien yang tersesat di Bumi

"Sebagian waktu anak akan melihat meja. iPad berfungsi semacam instruktur," terang Mary.

Saat ini WonderJack memiliki 4 games yang berbeda. Pemain diajak untuk membantu Jack menemukan jalan pulang melalui tantangan praktik langsung dan interaktif yang meningkatkan fungsi eksekutif dan cara berpikir urut mereka melalui kecerdasan visual-spasial.

WonderJack menggunakan instruksi audio, karakter yang menarik, soundtrack yang menenangkan, serta font yang ramah disleksia untuk memastikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bebas stres.

Aplikasi ini ada fitur Child Milestone, agar para orang tua bisa memantau progres anak. Namun bentuknya tidak seperti rapor yang ada nilainya.

"Sehingga orang tua lebih produktif untuk kasih support anaknya," ujar Maya

Kendati Mary dan timnya sudah lulus Apple Developer Academy, WonderJack akan terus dikembangkan. Mereka menyiapkan bisnis model sehingga aplikasi ini bisa sustainable.

Sementara Mary sendiri, dengan bekal yang diperoleh dari Apple Developer Academy, mengaku sudah percaya diri untuk menapaki karier baru.

"Itu yang saya syukuri masuk ke Academy saya bisa makin percaya diri dan membuka kesempatan dan harapan ke depannya," pungkas Mary.

back to top