• Home
  • Berita
  • Ini yang Terjadi Saat Matahari Mati, Bumi Ikut Musnah

Ini yang Terjadi Saat Matahari Mati, Bumi Ikut Musnah

Redaksi
Jan 14, 2024
Ini yang Terjadi Saat Matahari Mati, Bumi Ikut Musnah
Jakarta -

Peristiwa di planet kita telah berlangsung selama beberapa miliar tahun. Bintang-bintang muda mempunyai posisi istimewa dalam pencarian kita untuk menguak kehidupan di tempat lain. Penelitian menunjukkan, ketika bintang-bintang tua seperti Matahari mati, kepunahan di Bumi akan berganti dengan kehidupan baru.

Salah satu faktor yang tampaknya penting adalah angin bintang. Medan magnet Bumi melindungi kita dari aliran partikel yang terus menerus datang dari Matahari.

Hamburan partikel ini akan jauh lebih buruk ketika bintang masih muda dan secara bertahap menjadi lebih baik. Penelitian terhadap bintang-bintang seperti Matahari, atau bahkan bintang-bintang yang lebih tua, menunjukkan bahwa mereka cenderung mengalami pergeseran kekuatan dan kompleksitas medan magnet, sesuatu yang sangat berdampak pada angin bintang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa letusan dahsyat menjadi lebih kecil kemungkinannya seiring bertambahnya usia bintang-bintang mirip Matahari ini, sehingga semakin besar kemungkinan kehidupan dapat bertahan di sekitar objek tersebut, dan bahkan memberikan peluang yang lebih baik bagi perkembangan peradaban maju.

Seperti dikutip dari Astrophysical Journal Letters, sampai pada titik tertentu, bintang seperti Matahari atau yang lebih tua, adalah bintang yang kondisinya ideal menyokong kehidupan sebuah planet. Namun perlu diingat, Matahari dan banyak bintang serupa ditakdirkan menjadi raksasa merah suatu hari nanti.

Ketika sebuah bintang kehabisan hidrogen di intinya, ia akan memampatkan dirinya sendiri terlebih dahulu, memicu helium, dan kemudian membengkak. Itulah saat ia menjadi raksasa merah.

Kemungkinan besar ketika Matahari mengembang, lapisan terluarnya akan meluas hingga ke orbit Bumi. Meskipun kepadatan plasma sangat rendah, berada di dalam bintang tidak baik bagi kehidupan.

Fase raksasa merah juga ditandai dengan pelepasan angin bintang yang kuat dan panas dari bintang yang kini berukuran besar sehingga mendorong zona layak huni semakin jauh.

Hal ini mungkin merupakan kabar baik bagi bulan-bulan raksasa gas, namun tidak bagi planet berbatu seperti Venus dan Merkurius. Mereka sudah pasti akan musnah pada saat ini. Bagaimana dengan Bumi dan Mars? Berdasarkan skenario sains, keduanya akan hangus. Seluruh Bumi akan tidak ramah terhadap kehidupan. Alias, Bumi ikutan kiamat!

Kehidupan Baru

Peneliti pun penasaran dengan apa yang terjadi setelahnya. Matahari yang sudah menjadi raksasa merah melepaskan lapisannya dan yang tersisa hanyalah inti terkompresi yang mengalami degenerasi.

Bintang mati ini disebut sebagai katai putih (white dwarf). Tanpa angin bintang dan dengan stabilitas yang tinggi selama miliaran tahun, katai putih adalah tempat yang baik untuk kehidupan, selama planet-planet tersebut selamat dari fase raksasa merah dan kehidupan akan berevolusi setelah katai putih muncul.

Penelitian menunjukkan bahwa perubahan dari bintang biasa menjadi raksasa merah kemudian katai putih terlalu cepat bagi kehidupan untuk beradaptasi, kecuali ada cara untuk melindungi dan merelokasi seluruh planet.

Karenanya, menurut para ilmuwan, bintang-bintang yang lebih tua dan katai putih harus diselidiki sebagai tempat tinggal potensial bagi kehidupan. Namun tampaknya, tidak mungkin ada kehidupan yang dapat bertahan tanpa gangguan di dunia ketika bintangnya berubah dan berevolusi.



Simak Video "NASA Bakal 'Sentuh' Matahari, 7 Kali Lebih Dekat Dibanding Sebelumnya"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)
back to top