Ilmuwan yang Kloning Dolly the Sheep Meninggal Dunia

Ian Wilmut, pelopor kloning asal Britania Raya yang dikenal dengan ciptaan kloningnya domba Dolly the Sheep, meninggal dunia di umurnya yang ke 79 tahun.
Berdasarkan laporan Universitas Edinburgh di Skotlandia, Wilmut meninggal minggu lalu akibat penyakit Parkinson yang telah lama diidapnya. "Kami terkejut mendengar bahwa Sir Ian Wilmut telah meninggal dunia," ujar Bruce Whitelaw, direktur Institut Roslin, dilansir detikINET dari ABC News, Selasa (12/9/2023).
Wilmut telah memberikan dampak besar bagi perkembangan kloning di dunia. Dengan mengumumkan bahwa timnya, di Institut Universitas Roslin untuk hewan biosains, telah mengkloning domba menggunakan sel nukleus dari domba dewasa, ia telah membuka diskusi global terkait etika kloning.
Domba yang lahir di 1996 tersebut kemudian dinamakan Dolly, merujuk pada penyanyi Dolly Parton. Pencapaian tersebut merupakan pertama kalinya ilmuwan berhasil membuat sel dewasa berperilaku layaknya sel dari embrio yang baru dibuahi untuk menciptakan hewan identik secara genetis.
Namun saat Dolly digembar-gemborkan ilmuwan sebagai sebuah revolusi, beberapa kritikus menyebutkan bahwa eksperimen tersebut tidaklah etis.
Bill Clinton, yang saat itu menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, pun turun tangan untuk melarang penggunaan dana federal bagi kloning manusia. Namun itu hanya berlaku untuk kloning manusia, bukan kloning pada makhluk lainnya.
Ilmuwan masih terdorong untuk mengkloning hewan seperti anjing, kucing, kuda, dan banteng. Dolly juga memicu pertanyaan tentang potensi kloning pada manusia dan spesies punah. Beberapa tahun terakhir, ilmuwan bahkan mengusulkan agar mamut berbulu dikembalikan ke bumi menggunakan campuran pengeditan gen dengan kloning.
Dolly merupakan bagian dari proyek besar ilmuwan untuk menciptakan domba hasil modifikasi genetik yang bisa memproduksi protein terapeutik di dalam susunya. Sekitar enam tahun setelah kelahirannya, Dolly disuntik mati oleh para ilmuwan karena menderita tumor paru-paru yang tidak bisa disembuhkan.
Wilmut kemudian memfokuskan diri pada penggunaan teknik kloning untuk membuat sel punca yang bisa berguna dalam pengobatan regeneratif. Karyanya ini sangatlah penting bagi penelitian yang bermaksud untuk mengobati penyakit genetik dan degeneratif dengan memperbaiki jaringan yang rusak.
Tahun 2008, Wilmut dianugerahi gelar kebangsawanan dan pensiun dari Institut Roslin pada tahun 2012. Setelah didiagnosis penyakit Parkinson, Wilmut meneliti terkait penyakit tersebut.
Whitelaw berkata bahwa karya Wilmut akan selamanya dikenang. "Terobosan ini terus mendorong banyak kemajuan yang telah dicapai dalam bidang pengobatan regeneratif yang kita lihat saat ini," ujarnya.
*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Mendulang Cuan dari Kloning Unta di Dubai"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)