Ilmuwan China Berhasil Bikin Jantung Manusia Berdetak di Tubuh Babi

Untuk pertama kalinya, para peneliti di China mengembangkan embrio babi yang mengandung sel manusia yang membentuk jantung tahap awal yang berdetak normal.
Embrio tersebut bertahan hidup hingga 21 hari dan dipresentasikan pekan ini dalam pertemuan International Society for Stem Cell Research di Hong Kong.
Dilansir dari Firstpost, Kamis (19/6/2025) tujuan penelitian ini pada akhirnya adalah untuk menumbuhkan organ manusia pada hewan, untuk digunakan dalam transplantasi. Dikutip dari Firstpost, penelitian ini disebut chimaera manusia-hewan untuk mengatasi kekurangan organ yang dapat ditransplantasikan dengan menghasilkan organ yang kompatibel dan berasal dari manusia pada hewan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa Gunakan Babi?
Babi dianggap sebagai inang yang cocok karena organ mereka serupa dalam ukuran dan anatomi dengan manusia. Lai Liangxue, peneliti utama dari Guangzhou Institutes of Biomedicine and Health di Chinese Academy of Sciences, sebelumnya telah bekerja mengembangkan jaringan ginjal manusia pada embrio babi.
Dalam studi terbaru ini, yang belum menjalani tinjauan sejawat, tim Lai memprogram ulang sel induk manusia untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan pada embrio babi.
Mereka kemudian menyingkirkan dua gen yang penting untuk perkembangan jantung pada babi dan memasukkan sel manusia ke dalam embrio pada tahap morula, beberapa hari setelah pembuahan. Embrio dipindahkan ke induk babi pengganti dan berkembang hingga 21 hari.
Jantung embrio yang dihasilkan tumbuh hingga kira-kira seukuran jantung manusia pada tahap itu, kira-kira seukuran ujung jari, dan menunjukkan tanda-tanda berdetak. Sel manusia diidentifikasi menggunakan penanda berpendar.
Etika Chimera
Meskipun menjanjikan, penelitian ini masih dalam tahap awal. Tidak jelas seberapa terintegrasinya sel manusia, atau berapa persen jaringan jantung yang sebenarnya manusia.
Para ahli di konferensi tersebut, termasuk Hiromitsu Nakauchi dari Stanford University dan Hideki Masaki dari Institute of Science di Tokyo, mencatat pentingnya memverifikasi asal usul dan integrasi sel.
Penciptaan chimaera manusia-hewan menimbulkan pertanyaan etika yang berkelanjutan, khususnya mengenai kesejahteraan hewan dan sejauh mana integrasi sel manusia dengan hewan bisa berhasil.
Jika organ masa depan akan digunakan dalam transplantasi, para ilmuwan mengatakan organ tersebut harus seluruhnya terdiri dari sel manusia untuk menghindari penolakan imun.
Bidang yang baru muncul ini berada di persimpangan antara inovasi medis dan masalah bioetika, dan perdebatan global baru saja dimulai.
Video: Cerita Wanita Inggris Pertama yang Melahirkan dengan Rahim Transplantasi
Video: Cerita Wanita Inggris Pertama yang Melahirkan dengan Rahim Transplantasi
(rns/fay)