• Home
  • Berita
  • Hantu Black Death Jadi Ancaman Sistem Imun Manusia Modern

Hantu Black Death Jadi Ancaman Sistem Imun Manusia Modern

Redaksi
Oct 22, 2022
Hantu Black Death Jadi Ancaman Sistem Imun Manusia Modern

Black Death, membunuh hingga 50% masyarakat Eropa di abad ke-14. Wabah ini meninggalkan catatan besar dalam sejarah dan berdampak pada sistem kekebalan manusia zaman sekarang.

Barangkali Black Death satu-satunya peristiwa kematian terbesar dalam sejarah yang tercatat. Black Death juga meninggalkan kesan besar pada susunan gen yang mengkode sistem kekebalan kita.

Berabad-abad kemudian, varian genetik tertentu yang terkait dengan bertahannya Black Death terus mempengaruhi risiko penyakit dan kesehatan manusia.

Dalam sebuah studi terbaru, tim ilmuwan internasional menganalisis lebih dari 500 sampel DNA kuno yang diambil dari orang yang meninggal sebelum, selama, atau segera setelah wabah Black Death yang melanda London dan Denmark.

Dikutip dari IFL Science, Sabtu (22/10/2022) Black Death disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Penyakit ini adalah wabah pes yang menghancurkan Eurasia Barat dan Afrika Utara antara 1346-1352 SM. Ratusan juta orang terbunuh. Korban terbanyak adalah di Eropa, yakni hingga 50% dari populasi mereka tewas.

Dalam studi terbaru, para peneliti menemukan bahwa genetika memainkan peran penting dalam menentukan siapa yang hidup dan siapa yang mati selama wabah penyakit yang menghancurkan ini.

Di antara mayat yang ditemukan di London dan Denmark, mereka menemukan empat varian genetik yang melindungi atau meningkatkan kerentanan terhadap Y. pestis.

Yang paling signifikan adalah gen tunggal yang dikenal sebagai ERAP2. Diperkirakan bahwa orang dengan dua salinan identik dari gen tertentu, 40% lebih mungkin untuk bertahan dari wabah dibandingkan mereka yang tidak, karena ERAP2 fungsional membantu sistem kekebalan mengenali adanya infeksi.

Dengan demikian, jelas bahwa pandemi ganas ini bertindak sebagai tekanan selektif yang kuat yang memandu evolusi masa depan sistem kekebalan manusia.

"Keuntungan selektif yang terkait dengan lokus yang dipilih adalah salah satu yang terkuat yang pernah dilaporkan pada manusia yang menunjukkan bagaimana patogen tunggal dapat memiliki dampak yang kuat terhadap evolusi sistem kekebalan tubuh," kata Luis Barreiro, penulis studi dan profesor di Genetic Medicine di University of Chicago.

Bahkan dalam populasi modern, varian gen yang sama masih memiliki pengaruh kuat pada sistem kekebalan kita dan tampaknya terkait dengan peningkatan kerentanan terhadap penyakit autoimun, seperti penyakit Crohn.

Sistem kekebalan yang berlebihan mungkin telah membantu kita bertahan dari Black Death, namun tampaknya hal itu dapat menyebabkan masalah sendiri ketika berhubungan dengan penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel sehat.

Penulis penelitian mengatakan, pekerjaan mereka menyoroti bagaimana pandemi di masa lalu terus membentuk kesehatan manusia, lama setelah penyakit itu dihentikan, dibendung, atau diberantas.

"Penyakit dan epidemi seperti Black Death meninggalkan dampak pada genom kita, seperti proyek arkeologi untuk dideteksi," jelas Hendrik Poinar, PhD, Profesor Antropologi di University of McMaster dan penulis senior studi tersebut.

"Ini adalah pandangan pertama tentang bagaimana pandemi dapat mengubah genom kita tetapi tidak terdeteksi dalam populasi modern. Gen-gen ini berada di bawah seleksi yang seimbang, apa yang memberikan perlindungan luar biasa selama ratusan tahun, epidemi wabah ternyata terkait dengan autoimun sekarang. Sistem kekebalan yang hiperaktif mungkin bagus di masa lalu tetapi di lingkungan saat ini mungkin tidak begitu membantu," tutupnya.

back to top