Gegara Piala Dunia, Warga Indonesia Pindah ke Siaran TV Digital

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan masyarakat mulai berduyun-duyun beralih ke siaran TV digital. Salah satu pendorong migrasi TV analog ke digital itu efek adanya ajang Piala Dunia 2022 Qatar.
Nielsen Indonesia melakukan pengukuran penetrasi TV digital di 11 kota, di antaranya Bandung, Banjarmasin, Denpasar, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, Semarang, dan Surakarta dari tanggal 1 Januari sampai 15 Januari 2023.
Dari data tersebut terungkap mayoritas terjadi peningkatan penetrasi digital, kecuali di Denpasar, Makassar, dan Palembang yang stagnan.
"Untuk periode 15 Januari 2023 mendekati normal, tertinggi di Surakarta 90% dan rata-rata di 11 kota besar penetrasi digital 79%, sehingga secara prinsip ASO secara nasional, masyarakat sudah siap beralih ke TV digital," ujar Direktur Penyiaran Ditjen PPI Kementerian Kominfo, Geryantika Kurnia.
Dari data yang sama, Gery memaparkan data kepemilikan TV saat sebelum Analog Switch Off (ASO) itu di angka 58 juta belum digital ready atau perangkat yang dimiliki belum mendukung siaran TV digital.
Namun setelah ASO yang kemudian dilanjutkan adanya ajang Piala Dunia 2022, tepatnya saat partai puncak, kepemilikan TV digital menjadi lebih dari 45 juta.
"TVR (tv rating) sebelum ASO 10,6 dan pada saat final Piala Dunia (12,2), sekarang TVR sekitar 10,5, audience (penonton yang sehari-sehari nonton TV) sebelum ASO sekitar 6,2 juta pada saat final Piala Dunia sekitar 5,5 juta penonton dan komposisi urutan rating TV pada saat ini sudah relatif kembali normal," jelasnya.
Kondisi masyarakat yang sudah siap beralih dari TV analog ini, kata Gery, perlu diiringi dengan distribusi set top box gratis, di mana sampai saat ini sekitar empat juta unit lagi yang belum dibagikan kepada kelompok rumah tangga miskin ekstrem.
Menurut Gery, tersendatnya penyaluran bantuan dari penyelenggara multipleksing (mux) itu akan menghambat pelaksanaan ASO di seluruh wilayah Indonesia.
"Hal ini akan berakibat menghambat ASO nasional dan berdampak terhadap cost TV-TV yang masih menjalankan simulcast," ungkap Gery.
"Perlu ada komitmen yang kuat dari penyelenggara mux untuk mempercepat distribusi STB bagi keluarga miskin, sehingga ASO bisa selesai di seluruh Indonesia. ASO akan berdampak positif kepada industri penyiaran, masyarakat, negara dan akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia," pungkasnya.