Fungsi AI Bakal Semakin Besar Jika AGI Diterapkan

Co-Founder KORIKA dan Profesor ITB, Bambang Riyanto Trilaksono, menjelaskan tren teknologi AI yang akan terus berkembang dengan cepat terutama saat sudah mencapai era AGI. Apa itu?
Dan, fungsi AI bakal semakin besar saat artificial general intelligence (AGI) diterapkan. Pasalnya, AI akan lebih cerdas dan dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih kompleks. Berbeda dengan saat ini, yang masih ada di era artificial narrow intelligence (ANI).
"Saat ini, kita berada di dalam era Artificial Narrow Intelligence (ANI), atau AI yang mengerjakan tugas-tugas yang spesifik," ungkap Bambang dalam Next Level AI Conference: Unlocking Business Opportunities and Efficiency with Artificial Intelligence, yang digelar di Semarang (23/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Next Level AI Conference: Unlocking Business Opportunities and Efficiency with Artificial Intelligence Foto: Dok. Nexa |
Teknologi AGI ini saat ini masih dikembangkan, salah satunya oleh OpenAI lewat Project Q. Beberapa orang di OpenAI meyakini kalau Q bisa menjadi terobosan penting untuk menciptakan AGI, yang mereka sebut sebagai sistem otonom yang melampaui kecerdasan manusia.
Saking cerdasnya, dengan bermodal jaringan komputer besar, model AI baru ini bisa menyelesaikan masalah matematika. Mengapa matematika? Ini karena jika AI bisa menguasai matematika, berarti AI sudah memiliki kemampuan penalaran lebih besar seperti kecerdasan manusia.
Tren pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di dunia bisnis semakin menunjukkan manfaat yang signifikan. Hal ini membawa dampak positif dalam berbagai sektor kehidupan, terutama dalam segi bisnis.
Hal tersebut disampaikan Presiden Direktur PT Internet Mulia Untuk Negeri (Nexa), Priyo Suyono, dalam sambutannya saat membuka Next Level AI Conference: Unlocking Business Opportunities and Efficiency with Artificial Intelligence.
Pada acara ini, fokus pembahasan dipusatkan pada potensi pemanfaatan teknologi AI di lingkungan bisnis, mulai dari meningkatkan efisiensi, menciptakan peluang bisnis baru, sampai meningkatkan ketahanan cyber security organisasi.
"Saya juga berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah networking dan menjembatani para pelaku ekosistem ekonomi digital di Indonesia," tambah Priyo, dalam keterangan yang diterima detikINET.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia, Nezar Patria yang hadir memberikan keynote speech menjelaskan, "Dalam lanskap bisnis yang berkembang pesat, integrasi AI telah menghasilkan efisiensi dan peluang dalam bisnis."
Nezar juga mengingatkan dalam pemanfaatan AI, penting untuk mempertimbangkan dengan cermat tantangan secara kompleks. Untuk itu, diperlukan tata kelola AI yang tepat.
"Saat ini Kementerian Kominfo tengah menyusun Surat Edaran Menteri Kominfo tentang Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial yang akan menjadi panduan etika untuk organisasi dan perusahaan yang menggunakan AI," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Universitas Dian Nuswantoro, Pulung Nurtantio Andono juga mencontohkan beberapa implementasi AI yang langsung dirasakan masyarakat. Contohnya penggunaan teknologi AI untuk membantu petani dan nelayan dalam meningkatkan produktivitasnya.
"Ke depan, akan semakin banyak persoalan sehari-hari yang bisa diselesaikan oleh AI," ungkap Prof. Pulung.
Implementasi semakin mudah
Implementasi AI pun semakin mudah berkat kehadiran platform siap pakai yang disediakan penyedia solusi seperti Microsoft dan Google. Seperti diungkap Megawaty Khie (Director, Channels and Strategic Partnership, South East Asia, Google Cloud), Google saat ini aktif menggunakan teknologi AI di layanan mereka seperti Gmail, Drive, sampai Youtube.
Demikian pula Microsoft yang menyediakan Copilot, sebuah set of tools yang diintegrasikan ke software Microsoft seperti Office 365. Seperti diungkap Panji Wasmana, Director, National Technology Officer Microsoft Indonesia, Copilot ini berfungsi meningkatkan produktivitas sekaligus menyederhanakan pekerjaan karyawan.
"Perlu dipahami jika AI hanya co-pilot dan kita adalah pilot yang menginstruksikan apa yang harus dilakukan AI," jelas Panji, dalam acara tersebut.
Meski menawarkan banyak keuntungan, Megawaty Khie dan Panji Wasmana sepakat pentingnya etika dalam implementasi AI. Selain itu, peran people alias talenta tetap krusial dalam mengembangkan teknologi ini. Karena itulah baik Google dan Microsoft menyediakan berbagai pelatihan gratis bagi talenta Indonesia yang ingin mengembangkan skills di bidang AI.
Simak Video "Siap-siap! WhatsApp Uji Coba Fitur Bikin Stiker dengan AI"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/rns)