Enigma Bikin Layanan CTO as a Service

Jakarta -

Kebutuhan perusahaan untuk melakukan transformasi digital dilihat sebagai peluang oleh Enigma Camp dan merilis layanan baru bernama CTO as a service.

CTO, atau chief technology officer, as a service ini dirancang untuk membantu tugas dan tanggung jawab Direktorat Teknologi dan Informasi di perusahaan agar dapat melakukan tugasnya secara lebih efisien sehingga dapat mengatasi tantangan dalam perkembangan teknologi dan informasi, memaksimalkan strategi secara efektif, dan mendorong inovasi bisnis dalam perusahaan tersebut.

Layanan CTO as a Service Enigma Camp berupaya untuk mendukung perusahaan dalam menentukan anggaran dan mitigasi risiko, termasuk didalamnya pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi, infrastruktur, dan mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) di Direktorat Teknologi Informasi.

Enigma Camp juga menyatakan akan berkomitmen menjadi fasilitator suatu perusahaan untuk memastikan peran teknologi informasi yang dapat mendukung keberhasilan dan pertumbuhan bisnis ke arah yang positif.

Lewat layanan ini perusahaan tak perlu menambah sumber daya ataupun talenta digital dalam perusahaan untuk melakukan transformasi digital. Dengan pengalaman lebih dari enam tahun, Enigma Camp mengklaim sudah dipercaya oleh lebih dari 100 klien, baik dalam maupun luar negeri.

"Enigma Camp sangat antusias memperkenalkan layanan CTO as a Service, sebuah penawaran yang mencerminkan komitmen kami untuk memberdayakan bisnis dengan team teknologi informasi strategis yang mereka butuhkan. Tim eksekutif yang berpengalaman akan kami siapkan untuk membimbing perusahaan menghadapi tantangan teknologi informasi yang terus berkembang, mendorong inovasi demi mencapai kesuksesan," kata Muhammad Irfan, CEO Enigma Camp, dalam keterangan yang diterima detikINET.

Seperti diketahui, perkembangan teknologi memberi potensi yang baik bagi ekonomi digital di Indonesia. Menurut e-Conomy SEA 2023 report yang dibuat oleh Google, ekonomi digital Indonesia masih terus tumbuh pada 2023.

Hal itu terlihat dari nilai penjualan bruto atau Gross Merchandise Value (GMV) yang menunjukkan bahwa pendapatan ekonomi digital di Indonesia mencapai USD 82 miliar atau sekitar Rp 1.304 triliun.

Simak Video "Indonesia dan Portugal Jalin Kerja Sama Transformasi Digital & Cyber Security"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/asj)