• Home
  • Berita
  • Elon Musk Disanjung China Usai Sarankan Taiwan 'Menyerah'

Elon Musk Disanjung China Usai Sarankan Taiwan 'Menyerah'

Redaksi
Oct 10, 2022
Elon Musk Disanjung China Usai Sarankan Taiwan 'Menyerah'

Elon Musk menuai kontroversi dengan pernyataannya bahwa Taiwan sebaiknya tunduk ke China dengan menjadi zona administratif khusus seperti Hong Kong. Pihak Taiwan mengecamnya tapi sebaliknya, China menyanjungnya.

"Taiwan menjual banyak produk, tapi kemerdekaan dan demokrasi kami tidak dijual. Proposal untuk masa depan kami harus ditentukan dengan damai, bebas dari paksaan dan menghormati harapan demokratis rakyat Taiwan," kata duta besar de facto Taiwan untuk Amerika Serikat, Hsiao Bi-khim yang dikutip detikINET dari Reuters.

Sebelumnya, para politisi Taiwan juga sudah ramai mengkritik sang nakhoda Tesla dan SpaceX itu. Adapun Chiu Hsiang Chih dari Partai Daya Baru menegaskan partainya menentang keras usulan Elon Musk dan Taiwan harus terus meningkatkan anggaran pertahanan nasional untuk memperkuat kemampuan militer di tengah intimidasi China.

Politisi Taiwan lainnya, Vivian Huang, menilai perkataan Elon Musk tidak perlu didengarkan karena tidak bertanggungjawab. "Dia bisa mengatakan apapun yang dia inginkan, tapi kita tidak perlu memperhatikannya," kata dia.

Pendapat sebaliknya dilayangkan oleh petinggi China. Dubes China untuk Amerika Serikat, Qin Gang, menekankan bahwa Beijing menginginkan reunifikasi yang damai dan menawarkan satu negara dua sistem kepada Taiwan.

"Saya ingin berterima kasih pada Elon Musk atas permintaannya untuk perdamaian di Selat Taiwan dan gagasannya tentang mendirikan zona administratif khusus untuk Taiwan," tulisnya di Twitter.

"Sebenarnya, reunifikasi damai dan satu negara dua sistem adalah prinsip dasar kami untuk menyelesaikan pertanyaan Taiwan dan merupakan pendekatan terbaik untuk mewujudkan reunifikasi nasional," tambah dia.

"Dengan kedaulatan, keamanan dan pengembangan China, setelah reunifikasi maka Taiwan akan menikmati otonomi derajat tinggi sebagai wilayah administrasi khusus dan ruang luas untuk pengembangan," pungkas dia.

China memang sudah menawarkan sistem satu negara dua sistem ke Taiwan, mirip dengan Hong Kong. Tapi pemerintah Taiwan selalu menolaknya dan rakyat di sana juga tidak mendukung usulan itu.

back to top