Eks Dirut Bakti Sebut Dakwaan JPU Tak Logis di Kasus Korupsi BTS 4G

Eks Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Dirut Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Anang Achmad Latif menyampaikan, keberatan atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam perkara proyek BTS 4G.
Dalam pembacaan nota keberatan atau eksepsi di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Selasa (4/7/2023) kuasa hukum Anang, yakni Jefri Moses Kam mengungkapkan, jaksa mendakwa tindak pidana pencucian uang (TPPU), tapi jumlahnya lebih besar dari jumlah uang korupsi yang didakwakan.
Mulanya, Jefri menyinggung dakwaan jaksa yang menyebut kliennya memperkaya diri sebesar Rp 5 miliar dan terkait TPPU. Disampaikannya, dakwaan tersebut tidak logis. Jefri menyebut kliennya didakwa Rp 5 miliar, tapi TPPU-nya melebihi nilai nominal tersebut.
"Bahwa uraian tersebut tidak logis karena mendakwakan penggunaan uang yang jumlahnya jauh lebih besar dari penghasilan yang tidak sah yang didakwakan," ujar Jefri.
Jefri mengatakan surat dakwaan jaksa terhadap Anang tidak menguraikan dengan cermat, jelas, dan lengkap mengenai cara, proses, dan sumber uang. Jefri meminta majelis hakim yang mengadili perkara Anang untuk menyatakan dakwaan jaksa batal demi hukum.
"Menyatakan perkara atas nama Terdakwa Anang Achmad Latif tidak dilanjutkan pemeriksaannya," pinta Jefri kepada hakim.
Eks Dirut Bakti Didakwa TPPU
Anang Achmad Latif didakwa melakukan korupsi dan tindak pidana pencucian uang. Anang didakwa menyamarkan uang hasil korupsi proyek BTS 4G dengan membeli sejumlah aset.
"Telah melakukan atau turut serta melakukan, menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya," ujar jaksa dalam sidang yang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Selasa (27/6/2023).
Jaksa mengatakan Anang memperkaya diri sendiri Rp 5 miliar dari proyek BTS 4G. Pengerjaan proyek itu sendiri merugikan negara Rp 8 triliun.
Anang kemudian menggunakan uang Rp 5 miliar itu untuk membeli motor gede, mobil hingga rumah. Berikut ini rinciannya:
- Membeli satu unit sepeda motor BMW R 1250 GS Adv Anniversary 40 Years VIN 2022 seharga Rp 950 juta pada Februari 2022.
- Membeli satu unit rumah di Tatar Spatirasmi-Kota Baru Parahyangan Bandung senilai Rp 6.711.204.300 (Rp 6,7 miliar) pada April 2022.
- Melakukan pelunasan atas pembelian satu unit rumah di South Grove Nomor 8 Jalan Lebak Bulus 1 Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Rumah ini telah dibeli Anang pada tahun 2018 dengan nilai Rp 10,2 miliar. Pembayaran kemudian dilakukan sebanyak 24 kali hingga lunas mulai dari 2018 hingga 2021.
- Membeli satu unit Mobil BMW X5 warna Hitam tahun 2022 kurang lebih seharga Rp 1,8 miliar. Pembelian mobil dilakukan dengan cara mencicil. Uang untuk DP mobil ini awalnya dalam bentuk dolar yang kemudian ditukarkan oleh istri Anang, Sakinah Juliani Utami. Anang kemudian secara rutin membayar cicilan Rp 50 juta per bulan.
Simak Video "Kejagung Masih Hitung Angka Kerugian Dugaan Kasus Korupsi BTS 4G"
[Gambas:Video 20detik]
(agt/fay)