Duh! Peluncuran Roket Elon Musk Ternyata Lubangi Ionosfer Bumi

SpaceX rutin meluncurkan roket ke luar angkasa, terutama untuk menambah konstelasi satelit internet Starlink. Akan tetapi diduga ada dampak buruknya, yaitu melubangi ionosfer Planet Bumi, walaupun hanya temporer.
Terbaru, Roket Falcon 9 lepas landas Senin kemarin dari Vandenberg Space Force Base di California untuk mengirim 15 satelit Starlink. Nah diduga roket itu membuat lubang di ionosfer planet, meninggalkan cahaya mirip aurora merah di langit malam California.
Asap knalpot roket bereaksi dengan ionosfer Bumi, sehingga untuk sementara menciptakan lubang di lapisan gas terionisasi. Beberapa minggu silam, peluncuran Falcon 9 lainnya juga berdampak hal yang sama.
Ionosfer adalah lapisan atas atmosfer, sekitar 50 hingga 400 mil di atas permukaan Bumi. Materinya atom bermuatan disebut ion dan bersinar merah atau hijau saat aurora karena bereaksi dengan angin Matahari dan radiasi dari lontaran massa koronal atau semburan matahari.
Lapisan ini sangat penting untuk komunikasi radio karena memantulkan dan membiaskan sinyal radio antara pengirim dan penerima. Itulah sebabnya suar matahari yang menerpanya dapat menyebabkan gangguan radio.
Pembuangan dari peluncuran roket, sebagian besar mengandung air dan karbondioksida, dapat mengakibatkan penurunan ionisasi sebesar 70% di area yang dilalui roket, terutama lapisan-F di bagian atas ionosfer. Ibaratnya, roket mengukir lubang melalui lapisan tersebut.
Cahaya merah menjadi ciri khas dari lubang ini, hasil reaksi ion oksigen dengan knalpot roket. Beberapa fotografer menangkap gambar cahaya merah yang membentang di langit California pada hari Senin dan mempostingnya di media sosial.
Lubang itu biasanya menutup kembali namun dapat menyebabkan anomali dalam transmisi radio atau kesalahan GPS. Kejadian ini dulu jarang tapi jadi lebih sering seiring meningkatnya jumlah peluncuran roket. Tak semua peluncuran memiliki efek ini, karena beberapa roket memutus mesin sebelum mencapai lapisan-F dan karena itu tak mengeluarkan asap knalpot.
Di masa depan, peluncuran roket mungkin berdampak lebih besar pada ionosfer. "Manusia memasuki era dimana peluncuran roket jadi hal biasa dan sering terjadi karena pengurangan biaya oleh roket yang dapat digunakan kembali," Charles Lin, profesor ilmu bumi di Universitas Nasional Cheng Kung di Taiwan, kepada Ars Technica pada 2018.
"Sementara itu, manusia sedang mengembangkan roket lebih kuat untuk mengirim kargo ke planet lain. Kedua faktor ini secara bertahap akan lebih memengaruhi atmosfer tengah dan atas, dan itu patut diperhatikan," pungkasnya.
Simak Video "ESA Luncurkan Teleskop Euclid untuk Selidiki Energi Gelap Luar Angkasa"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/rns)