• Home
  • Berita
  • Duel Aplikasi JAKI VS Meja Pengaduan Usai Anies Lengser

Duel Aplikasi JAKI VS Meja Pengaduan Usai Anies Lengser

Redaksi
Oct 19, 2022
Duel Aplikasi JAKI VS Meja Pengaduan Usai Anies Lengser

Meja pengaduan dibuka lagi di Balaikota DKI Jakarta, usai Gubernur Anies Baswedan purnatugas. Publik kembali mempertanyakan aplikasi Jakarta Kini (JAKI).

Meja pengaduan dibuka lagi oleh Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. Tujuannya agar masyarakat bisa mengadu jika ada masalah terkait layanan pemerintahan.

Sementara itu, pada era Anies masyarakat diarahkan menyampaikan pengaduan lewat aplikasi JAKI ataupun media sosial Pemprov DKI Jakarta. Aplikasi JAKI juga digunakan Pemprov DKI untuk proses pendaftaran vaksinasi COVID-19, layanan darurat, hingga memantau kualitas udara. JAKI juga menang ASEAN ICT Award 2021.

Aplikasi JAKI juga punya banyak fungsi lain, misalnya booking kunjungan ke Tebet Eco Park. Dengan sekian banyak fungsi JAKI, pengaktifan kembali meja pengaduan pun menuai reaksi netizen Indonesia berupa pro dan kontra.

Aplikasi JAKI dipantau di Google Play Store terakhir diupdate pada 7 Oktober 2022. Aplikasi ini sudah di-download lebih 1 juta kali, dengan 10 ribu review. JAKI mendapat rating 3,8 bintang.

JAKI menjadi trending topic Twitter saat dipantau Rabu (19/10/2022). Ada 20.400 tweet soal JAKI, isinya perdebatan para netizen mulai dari politisi, pegiat medsos sampai netizen pada umumnya.

Netizen yang pro dengan aplikasi JAKI mempertanyakan, jika sudah ada pengaduan digital, untuk apa balik lagi ke sistem manual.

"Zaman Anies Baswedan rakyat sangat dimudahkan. Saking mudahnya rakyat tidak perlu datang, hanya ngadu lewat Hp atau RT setempat. INTEGRASI ???????? Ini balik zaman Romawi kuno suru dateng ke Balaikota. Di makeup seperti apapun dia gak bisa jadi apapun secara hukum ????????♂️ Ahok uda basi," kata pegiat medsos Helmi Felis yang di akun @HelmiFelis.

"Skrng bkn jaman batu dah era canggih digital kan ada JAKI ...mosok GT ae ora mudeng ????," kata @jawir_*** yang pro dengan JAKI.

Sementara netizen yang kontra mengatakan, banyak pengaduan lewat JAKI diabaikan birokrat pemda.

"Oligarki lengser. Warga Jakarta bisa mengadu langsung ke Balai Kota tanpa takut diintimidasi. Alhamdulillah ????," kata politisi PSI Mohamad Guntur Romli yang kontra JAKI di akun @GunRomli.

"Ya ampyun berarti yang 5 tahun kemarin Balai kota gak dibuka untuk pengaduan ??? ????????????????????," kata pegiat medsos Ni Luh Djelantik di akunnya @niluhdjelantik.

Ada juga masyarakat yang bersikap netral. Bagi mereka, apapun metodenya, yang penting adalah pengaduan dari masyarakat bisa dituntaskan.

"Mau pakai Jaki, Mau pakai Qlue, mau aduan online, mau aduan offline, mau normalisasi, mau naturalisasi. YANG PENTING DIKERJAKAN!" kata @war_n***.

"Yg di lihat bukan Meja Pengaduannya..tapi seberapa cepat Followup dari pengaduan tsb.. dahulu ada JAKI sistem pengaduan yh realtime dan cepat dinfollowup krn menjadi KPI setiap pemangku jabatan," kata @andrian2***.

back to top