• Home
  • Berita
  • Digitalisasi Keuangan Jadi Andalan di Pulau Terpadat Kepulauan Seribu

Digitalisasi Keuangan Jadi Andalan di Pulau Terpadat Kepulauan Seribu

Redaksi
Mar 26, 2025
Digitalisasi Keuangan Jadi Andalan di Pulau Terpadat Kepulauan Seribu
Kepulauan Seribu -

Transfer dan pembayaran digital kini sudah menjadi gaya hidup, termasuk penduduk di Kepulauan Seribu. Meski jauh dari daratan, kegiatan ekonomi tetap ramai.

Pulau Panggang adalah pemukiman terpadat di Kepulauan Seribu. Tak ubahnya pemukiman di daratan, penduduk pulau ini juga terpapar dengan digitalisasi.

BRImo menjadi aplikasi perbankan yang paling banyak digunakan oleh penduduk Pulau Panggang. Imelda (25), warga asli pulau, mengaku tak bisa lepas dari aplikasi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang tua Imelda memiliki usaha warung sembako, sejak lulus dari keperawatan Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI), ia pulang kampung dan membantu kegiatan di rumah.

Imelda, nasabah BRI di Pulau Panggang Foto: Bonauli/detikcom

Bukan cuma menjual bahan sembako, warung Imelda juga menerima pembelian pulsa, token listrik dan jasa transfer. Semua kegiatan itu dilakukan dengan aplikasi BRImo.

ADVERTISEMENT

"Ada yang pernah sekali transaksi sampai Rp 6 juta," ucapnya kepada detikINET pada Senin (24/3/2025).

Perputaran uang terasa begitu kencang, bahkan dalam satu bulan ini pengeluaran dan pemasukan uang yang tercatat di aplikasinya tembus di angka Rp 100 jutaan.

"Paling banyak anak-anak SMA, mereka top-up pulsa," katanya sambil mengingat-ingat pelanggan tetap di warungnya.

Kehadiran BRImo bagai oase di tengah padang gurun. Dalam sehari saja, omzet warungnya bisa sampai Rp 10 juta, belum lagi jasa top up. Uang itulah yang diputar untuk saldo BRImo setiap harinya.

Salah satu kenyamanan lain yang dirasa menjadi nasabah BRI adalah kehadiran Teras BRI Kapal yang sandar di Pulau Panggang setiap hari Selasa. Senyumnya mengembang, langkahnya semakin cepat, saat kapal sudah terlihat.

Rifqi Zulhimi (23), teller Teras BRI Kapal 'Bahtera Seva I' yang melayani nasabah bank di pulau itu mengatakan bahwa digitalisasi mulai diterapkan setelah pandemi COVID-19. Strategi pemerintah untuk meminimalisir kontak dilakukan dengan pembayaran cashless bisa dibilang sukses.

Sejak itu, permintaan pembukaan buku tabungan meningkat dan pembukaan aplikasi BRImo meningkat. Rifqi mengaku bahwa lansia-lah yang paling membutuhkan pendampingan saat belajar tentang digitalisasi. Biasanya yang paling mereka butuhkan adalah penggunaan fitur transfer.

Pengguna BRImo di Pulau Panggang Foto: Bonauli/detikcom

"Kalau yang lanjut usia harus sabar ngajarinnya, diulang-ulang aja sampai mereka hafal. Kalau anak muda udah pada bisa," ujarnya.

Kini BRImo dijadikan sebagai bisnis oleh penduduk pulau. Seperti Imelda, mereka menyediakan jasa transfer dan top up untuk banyak keperluan.

Sebagai aplikasi mobile banking dari BRI, nasabah dapat melakukan berbagai pembayaran dalam satu genggaman. BRImo menyediakan fitur bayar tagihan listrik, PDAM, top-up voucher games, investasi emas sampai pembayaran tiket pesawat.



129 Tahun BRI Mewujudkan Inovasi dan Pelayanan Prima untuk Indonesia

129 Tahun BRI Mewujudkan Inovasi dan Pelayanan Prima untuk Indonesia


(bnl/fay)
back to top