Diejek Soal Ide Pergi ke Planet Mars, Elon Musk Meradang
Astrofisikawan terkenal Neil deGrasse Tyson mengejek rencana Elon Musk untuk mengirim manusia ke Planet Mars. Elon pun meradang.
Dalam acara Real Time With Bill Maher di HBO minggu lalu, Tyson diminta pendapatnya mengenai seberapa realistis tujuan SpaceX, perusahaan milik Musk, untuk mengirim misi berawak ke Planet Merah.
Program Artemis milik NASA saat ini berencana mengirim manusia kembali ke Bulan dengan menggunakan roket generasi terbaru SpaceX, Starship, sebagai langkah awal menuju Mars sebelum akhir dekade ini.
Tyson mengatakan kepada Bill Maher bahwa ia memiliki pandangan yang kuat tentang itu. Dari sejarah eksplorasi luar angkasa, manusia hanya melakukan hal besar yang mahal jika itu mendesak secara geopolitik, seperti ketika merasa terancam oleh musuh.
Tyson melanjutkan, "Untuk Elon yang berkata, 'Mari pergi ke Mars karena itu adalah langkah selanjutnya,' seperti apa rapat dengan investor ventura itu? 'Apa yang ingin Anda lakukan, Elon?' 'Saya ingin ke Mars.' 'Berapa biayanya?' 'Satu triliun dolar.' 'Apakah aman?' 'Tidak, mungkin akan ada yang meninggal.' 'Apa keuntungan investasinya?' 'Tidak ada.' Itu rapat lima menit dan tidak akan terjadi."
Dalam diskusi itu, panelis Donna Brazile menyinggung bahwa Presiden Donald Trump pernah menyatakan minat terhadap Mars. Program Artemis sendiri dibuat pada 2019 di bawah pemerintahan Trump dan diteruskan oleh Presiden Joe Biden.
"Pada akhirnya, seseorang harus membayar biayanya. Tertarik dengan sesuatu tidak sama dengan bersedia membayarnya," balas Tyson.
Maher lalu bercanda bahwa tidak ada yang ingin tinggal di sana. Dia mengatakan bahwa seberapa parah kita merusak Bumi hingga tempat dengan suhu minus 200 derajat tanpa udara dan air menjadi lebih baik?
"Jika Anda cukup pintar untuk mengubah Mars menjadi seperti Bumi, maka Anda juga bisa mengembalikan Bumi ke kondisi semula," sambung Tyson.
Tyson juga mengkritik gagasan Musk untuk 'menterraformasi Mars.' Ia berkata, jika itu adalah rencana B untuk Bumi, apa yang akan dilakukan terhadap Bumi sehingga Elon Musk perlu pergi ke Mars.
Merespons klip itu di X, Musk menulis, "Wow, mereka benar-benar tidak memahaminya. Mars sangat penting untuk kelangsungan kesadaran jangka panjang. Selain itu, saya tidak akan meminta uang dari investor ventura. Saya sadar ini tidak masuk akal sebagai investasi. Itu sebabnya saya mengumpulkan sumber daya sendiri."
Musk kerap menekankan perlunya manusia menjadi spesies 'antarplanet' untuk menghindari kepunahan.
Dalam unggahan lain, ia kembali mengkritik Tyson. "Masalah sebenarnya adalah Neil memutuskan untuk merendahkan diri di hadapan kaum woke kiri ekstrem saat dia terkena #MeToo. Anda bisa menghindari pembatalan jika memohon pengampunan dan mendukung ideologi mereka yang tidak masuk akal. Kebenaran memang menyakitkan."
Ini bukan pertama kalinya keduanya berselisih. Awal tahun ini, Tyson terpaksa menarik kembali pernyataan bahwa SpaceX belum melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan NASA.
Ia kemudian memuji pencapaian SpaceX, terutama kemampuan mereka mengembalikan roket tahap pertama untuk digunakan kembali. Namun, ia menegaskan bahwa eksplorasi ruang angkasa sejati tetap menjadi domain NASA. Meski begitu, Tyson mengakui peran penting perusahaan seperti SpaceX.
"Tidak ada yang pernah mengirim roket ke Mars yang dapat membawa manusia. Itu akan menjadi langkah besar dalam eksplorasi luar angkasa. Semoga sukses, SpaceX. Tuhan memberkati perjalanan Anda!"
*Artikel ini ditulis oleh Dita Aliccia Armadani, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Elon Musk Siapkan Pesawat Tanpa Awak Mendarat ke Mars
Elon Musk Siapkan Pesawat Tanpa Awak Mendarat ke Mars
(fay/afr)