Developer Aplikasi Lokal Diminta Jangan Takut Rambah Pasar Global
Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal meminta developer aplikasi lokal jangan hanya senang menguasai pasar domestik, dan harus berani memetakan potensi di pasar global.
Menurut laporan Access Partnership, developer aplikasi Indonesia meraup lebih dari Rp 1,5 triliun dari Google Play Store pada tahun 2022. Tapi hanya 28% dari total pemasukan ini yang berasal dari pengguna di luar negeri.
"Kita juga harus kemudian berani keluar untuk memahami pasar luar negeri, apa yang mereka butuhkan dan saya rasa banyak juga aplikator kita yang sudah mula masuk ke sana," kata Fithra saat ditemui di Kantor Google Indonesia di Jakarta, Senin (11/9/2023).
"Banyak dari aplikator kita yang mungkin khawatir bersaing dengan aplikator lain. Padahal sebenarnya di dunia yang besar ini kita tidak melihat Indonesia saja tapi kita melihat beyond Indonesia," sambungnya.
Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Foto: Virgina Maulita Putri/detikINET |
Fithra mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendorong ekspor aplikasi lokal ke luar negeri, mulai dari pasar Asia Tenggara lalu meluas ke Asia hingga Amerika Serikat. Salah satunya dengan menggandeng talenta digital yang banyak tersebar di berbagai sektor.
Selain itu, pemerintah juga bisa membantu dengan memfasilitasi developer aplikasi lokal lewat perkenalan pasar asing, pelatihan, dan menghubungkan dengan developer asing untuk mendorong kolaborasi.
Developer aplikasi atau startup yang ingin scaling dan membutuhkan dana juga bisa dibantu dengan menghubungkan mereka ke investor. Jika ingin merambah pasar Amerika Serikat, Fithra juga mengusulkan pemerintah mendanai aplikator lokal untuk 'sekolah' di Silicon Valley.
"Karena bagaimana pun juga Silicon Valley masih jadi innovation hub. Itu bagus juga kalau aplikator kita 'disekolahkan' di situ melalui fasilitas dari pemerintah," pungkasnya.
Simak Video "Komet Nishimura Bakal Terlihat Pada 12 September Dini Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(vmp/fay)
