Ciptakan Bom Atom Dahsyat, Apa Oppenheimer Pernah Minta Maaf?
Film Oppenheimer, menyoroti sepak terjang J. Robert Oppenheimer, ilmuwan yang menciptakan bom atom. Meski terkesan menyesal telah menciptakan senjata pemusnah massal, apakah dia pernah meminta maaf?
Di salah satu adegan setelah pengeboman Jepang, Oppenheimer mengunjungi Presiden Harry S. Truman di Gedung Putih dan mengatakan merasa ada darah di tangannya, membuat Truman tersinggung. Percakapan ini sungguh terjadi, menurut biografi pemenang American Prometheus karya Kai Bird dan Martin J. Sherwin, dan menggambarkan perasaan Oppenheimer.
Dalam pidato pada para ilmuwan Los Alamos musim gugur 1945, Oppenheimer tak menyuarakan sepenuhnya penyesalannya. Seperti yang dicatat Museum Nuklir, dia merasa seseorang pada akhirnya akan membuat bom atom dan seperti dalam film, dia merasa penting bagi Amerika Serikat unggul, terutama ketika Nazi juga mencoba mengembangkannya.
Tapi tak berarti dia tidak menyesal. Momen "darah di tangan saya" saja sudah cukup mengilustrasikan betapa berat beban bom itu terhadap Oppenheimer selama sisa hidupnya. Lalu, dia menghabiskan banyak waktu mencoba mencegah perang nuklir.
Dia menganggap bom itu sendiri sebagai hal jahat dan percaya bahwa bom Hidrogen 'super' berikutnya tak lebih dari mesin genosida. Pada satu titik, ia bahkan mengunjungi Jepang, singgah di negara itu pada tahun 1960 bersama istrinya. Di sana dia ditanya apa menginjakkan kaki di negara itu mengubah perasaannya tentang perannya dalam pengeboman.
"Saya tak berpikir datang ke Jepang mengubah rasa kesedihan saya tentang peran saya dalam seluruh bagian sejarah ini. Juga tidak sepenuhnya membuat saya menyesali tanggung jawab saya atas keberhasilan teknis. Bukannya saya tak merasa buruk. Itu karena saya tak merasa lebih buruk malam ini dari tadi malam," katanya.
Jadi Oppenheimer memang merasa tak enak atas perannya dalam pengeboman, tapi apa dia pernah langsung minta maaf? Meskipun dia mungkin mengatakan sesuatu secara pribadi yang tak pernah direkam, sejauh yang dapat diketahui catatan sejarah, ia tidak pernah menyampaikan permintaan maaf formal atau informal untuk bom tersebut atau penggunaannya di Jepang.
Dia tetap prihatin dengan sifat bom sebagai ancaman eksistensial bagi umat manusia selama sisa hidupnya, tapi permintaan maaf langsung tidak pernah datang.
"Seperti segala sesuatu yang berkaitan dengan Oppenheimer, Anda dapat melihat berbagai hal dengan cara yang sangat kontradiktif," kata fisikawan Brian Cox dalam sebuah wawancara dengan Esquire.
"Meski pembicara yang fasih dan berhati-hati, dia tak pernah minta maaf atas pengeboman Jepang, juga tak mengungkap rasa malu tentang perannya. Namun demikian, semua tindakan dan kebijakannya pasca 1945 mencerminkan orang yang sangat bersalah, sangat sadar akan konsekuensi tindakannya," pungkasnya.
Simak Video "Curhatan Cillian Murphy Habiskan Banyak Waktu Demi Peran 'Oppenheimer'"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)