• Home
  • Berita
  • China Mau Pasang Detektor Partikel Hantu di Bawah Laut, Terbesar di Dunia

China Mau Pasang Detektor Partikel Hantu di Bawah Laut, Terbesar di Dunia

Redaksi
Mar 25, 2023
China Mau Pasang Detektor Partikel Hantu di Bawah Laut, Terbesar di Dunia
Jakarta -

Chinese Academy of Sciences mengumumkan rencana membangun detektor penangkap neutrino, partikel yang paling sulit ditangkap di dunia. Detektor ini akan dibangun jauh di bawah laut.

Detektor ini bukan satu-satunya di dunia. Pekerjaan serupa sedang dilakukan untuk membangun detektor neutrino di Laut Mediterania. Satu detektor diusulkan di lepas pantai British Columbia, dan Rusia sedang menambah satu fasilitas yang sama di Danau Baikal yang merupakan danau terdalam di dunia.

Saat ini ada triliunan neutrino yang melewati setiap inci tubuh manusia. Meski demikian, manusia tidak akan merasakan apa-apa. Neutrino yang lebih dikenal dengan sebutan partikel hantu, adalah partikel yang paling sulit dipahami di alam semesta. Terlepas dari semua data yang sudah diketahui, masalah utama yang belum terpecahkan adalah sumber dari neutrino yang berenergi tinggi.

Partikel-partikel ini memiliki massa yang sangat kecil dan tidak bermuatan listrik, sehingga hampir tidak berinteraksi dengan materi lain, tapi bukan berarti tidak pernah. Ketika itu terjadi, peristiwa tersebut memancarkan cahaya yang dapat diamati oleh kamera khusus.

Untuk memastikan kita mendapatkan pendeteksian, yang terbaik adalah memiliki banyak bahan transparan, dan air (atau es) bekerja sangat baik untuk itu. Rencana China membangun detektor meliputi volume 30 kilometer kubik, terletak 1 kilometer di bawah permukaan laut, dengan untaian detektor memanjang sekitar 3,1 kilometer. Jika berhasil, fasilitas ini akan menjadi detektor neutrino terbesar di dunia.

Tujuan dibangunnya fasilitas ini adalah mempelajari neutrino kosmik yang berasal dari sumber paling energik, seperti supernova atau lubang hitam supermasif yang sangat aktif. Sulit untuk melacak partikel yang sulit dipahami ini ke sumbernya.

Pada tahun 2018, pertama kalinya ilmuwan melakukan eksperimen IceCube yang menggunakan es Antartika sebagai pengganti air cair untuk mempelajari peristiwa tersebut. Detektor neutrino ini dapat bekerja dengan observatorium sinar gamma seperti Fermi NASA atau Observatorium Pancuran Udara Dataran Tinggi China (LHAASO).

"Jika kita dapat mendeteksi dua partikel secara bersamaan, kita dapat menentukan asal sinar kosmik," kata Chen Mingjun, peneliti utama proyek di Institute of High Energy Physics, dikutip dari Xinhua News.

Detektor partikel hantu milik Eropa, yang dikenal sebagai Cubic Kilometer Neutrino Telescope, sedang dibangun di lepas pantai Prancis, Italia, dan Yunani. Dua situs pertama sudah membangun subdetektor, dan salah satunya secara khusus melihat neutrino kosmik sementara yang lainnya meneliti properti neutrino itu sendiri.

Sementara detektor milik Rusia merupakan upgrade besar dari detektor pertama milik mereka yang jauh lebih kecil dan dibangun antara tahun 1990 hingga 1998. Kapasitas detektor ini ditingkatkan pada tahun 2005.

Dalam keadaan saat ini, ia memiliki volume sekitar setengah kilometer kubik. Jika semua detektor ini (dan beberapa lainnya) beroperasi, kemampuan kita untuk melacak neutrino kosmik akan meningkat secara besar-besaran.



Simak Video "China Bakal Keluarkan Lagi Berbagai Visa Mulai 15 Maret"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)
back to top